Museum Macan Hadirkan Pameran Yayoi Kusama Pertama di Indonesia

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 09 Maret 2018 | 14:51 WIB
Museum Macan Hadirkan Pameran Yayoi Kusama Pertama di Indonesia
Yayoi Kusama. (Museum Macan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah dibuka pada November 2017, museum seni modern dan kontemporer pertama di Indonesia, Museum Macan, akan membawa Yayoi Kusama: Life is The Heart of Rainbow, pameran survei yang telah sukses di berbagai negara, ke Jakarta pada 12 Mei – 9 September 2018.

Pameran survei Yayoi Kusama ini berfokus pada perkembangan artistik sang seniman selama hampir 70 tahun, dimulai dengan karya dari era 1950-an.
Menampilkan lebih dari 130 karya yang menggambarkan kreativitas sang seniman dan periode-periode penting dalam karier dan hidupnya, pameran ini adalah penampilan kumpulan karya Yayoi Kusama terbesar yang pernah diadakan di Indonesia.

Sejak pembukaannya, Museum Macan telah memamerkan karya instalasi Yayoi Kusama, Infinity Mirrored Room – Brilliance of the Souls (2014), di area Taman Patung. Karya yang juga akan menjadi bagian dari pameran selanjutnya ini sudah dilihat puluhan ribu pengunjung Museum MACAN, dan menggambarkan ketertarikan sang seniman dengan elemen-elemen yang berhubungan dengan kondisi tak berbatas, pengulangan, dan bayangan, yang juga terlihat dalam berbagai karya lukisan, patung dan instalasi lain dari Kusama.

Pameran ini akan menampilkan lebih dari 130 karya dalam bentuk lukisan, patung, karya di atas kertas, serta lima instalasi termasuk akuisisi terbaru Museum Macan: I Want to Love on the Festival Night (2017). Selain itu, pengunjung akan dapat melihat karya-karya yang tidak ditampilkan dalam kedua pameran sebelumnya, termasuk Flower (1953) dan Untitled (Child Mannequin) (1966).

“Mengunjungi pameran Yayoi Kusama adalah sebuah pengalaman yang luar biasa. Pengunjung dapat mengakses dunia, metode, ide, dan inspirasi sang seniman. Singkatnya, pengunjung diajak untuk mengalami langsung Yayoi Kusama sebagai sebuah fenomena seni,” kata Aaron Seeto, Direktur Museum Macan.

Dalam pameran ini, publik akan dapat melihat penggunaan motif khas Kusama – termasuk polkadot, jaring dan labu – melalui karya-karyanya dari tahun 1950-an hingga kini; hubungannya dengan tubuh dan konsepnya tentang pengaburan diri; juga pendekatan uniknya pada ruang, yang terlihat pada karyakarya instalasi berukuran besar.

Baca Juga: Dianggap Buddha Hidup, Presiden Tiongkok Kini Dipuja sebagai Dewa

Salah satu karya dalam pameran ini adalah My Eternal Soul, sebuah seri lukisan yang dimulai sang seniman pada 2009 dan masih berkelanjutan. Seri ini kini terdiri dari lebih dari 500 lukisan; 24 di antaranya akan dipertunjukkan dalam pameran. Pameran ini juga akan menampilkan beberapa karya dari perjalanan Kusama yang telah diapresiasi di berbagai belahan dunia: Dots Obsession (2013/2016), Narcissus Garden (1966/2018), The Spirit of the Pumpkins Descended Into the Heavens (2015), dan The Obliteration Room (2002 – masih berlangsung), instalasi interaktif yang telah ditampilkan di lebih dari 20 lokasi di 15 negara, dan telah dilihat oleh sekitar lima juta orang.

Pameran ini nantinya akan dilengkapi dengan katalog dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Publikasi dwibahasa ini adalah salah satu bentuk kontribusi Museum Macan terhadap pendidikan dan riset.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI