Suara.com - Sudah berapa kali Anda masuk ke supermarket untuk membeli susu tapi pulang dengan sekantong barang belanjaan lainnya? Ya, perempuan paling sering melakukannya.
Tapi jangan salahkan mereka, karena ternyata kebiasaan membeli barang yang tak dibutuhkan juga dipengaruhi oleh dorongan impuls otak. Ya, ada serangkaian trik yang dilakukan para peritel untuk membuat pengunjungnya membeli barang-barang yang tak dibutuhkannya.
Disampaikan Richard Shotton, penulis buku The Choice Factory, ada tiga trik yang dilakukan peritel untuk menggaet pengunjungnya membeli banyak barang.
Pertama adalah perbandingan harga. Rata-rata supermarket memiliki banyak barang sehingga tidak ada cukup waktu bagi pembeli untuk mempertimbangkan apa yang mereka benar-benar butuhkan. Untuk itu, supermarket biasanya menaruh perbandingan harga, jika membeli lebih banyak maka harganya lebih murah.
Baca Juga: Penanganan Dini Jadi Kunci Atasi Katarak pada Bayi
"Hal ini membuat pengunjung yang sebelumnya hanya membutuhkan satu barang, akan membeli lebih banyak agar mendapat harga termurah," ujar Shotton.
Kedua, adalah pengaruh musik di supermarket yang ternyata dapat membuat pengunjung membeli barang yang tak mereka butuhkan. Ia pun merujuk pada sebuah studi yang menunjukkan alunan musik yang lambat dan menenangkan akan membawa pengunjung untuk menuju bagian sayur dan buah-buahan.
"Sebaliknya, alunan lagu romantis akan membawa pengunjung ke bagian supermarket yang menjual makanan manis seperti cokelat," tambah Shotton.
Ketiga adalah persepsi harga. Peritel biasanya akan menempatkan barang-barang dengan diskon besar-besaran di rak bagian depan. Alasannya adalah untuk memainkan impuls otak pengunjung bahwa supermarket ini menawarkan harga terbaik pada hari itu.
"Secara tidak langsung hal ini akan membuat pengunjung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak ia butuhkan," tandasnya.
Baca Juga: Suka Ronaldo, Via Vallen Jagokan Portugal Juara Piala Dunia 2018