Suara.com - Bukan berarti manusia tak bisa hidup tanpa seks, tapi ada gejala-gejala dan perubahan yang akan dirasakan oleh tubuh, terutama pada perempuan, ketika berhenti berhubungan seks. Ini dia beberapa di antaranya:
- Anda mungkin akan merasa sedih
Seks identik dengan kontak fisik. Dan seperti dilansir dari Reader’s Digest, skin to skin contact adalah kebutuhan primitif setiap manusia, seperti halnya seorang kontak kulit bayi dengan ibunya.
Hubungan seks memberi pasangan banyak kesempatan untuk melakukan skin to skin contact dan saling menyentuh, dan ini bermanfaat dalam mengatur suasana hati manusia melalui pelepasan hormon oksitosin alias hormon bahagia. Nah, ketika seseorang berhenti berhubungan seks, tak heran jika mood-nya menjadi lebih buruk.
- Dinding vagina melemah
Hal ini banyak dialami oleh perempuan menopause. Ketika frekuensi seks mereka berkurang, dinding vagina menjadi lebih tipis. Akibatnya, mereka cenderung akan merasa lebih kesakitan ketika mulai berhubungan seks kembali.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Mendag Pastikan Harga Bahan Pokok Terkendali
- Produksi pelumas alami menjadi berkurang
Gejala ini juga banyak dialami oleh perempuan menopause. Penurunan kadar hormon estrogen dapat menyebabkan vagina menjadi kering karena tak cukupnya produksi pelumas alami.
- Nyeri saat menstruasi
Berhubungan seks menjelang menstruasi diketahui dapat mengurangi kram saat menstruasi. Jika Anda tak melakukannya, maka jangan heran kalau intensitas nyeri saat menstruasi menjadi lebih hebat.
- Stres meningkat
Berhubungan seks dikaitkan dengan pelepasan stres, terkait dengan diproduksinya hormon oksitosin yang memicu rasa bahagia. Nah, ketika Anda berhenti berhubungan seks, Anda akan merasa stres dua kali lipat. Pertama karena gairah seks yang tertahan, dan kedua akibat tidak diproduksinya hormon bahagia.