Sutopo, Korban Bully yang Jadi Tokoh Penting Bidang Kebencanaan

Senin, 05 Maret 2018 | 07:30 WIB
Sutopo, Korban Bully yang Jadi Tokoh Penting Bidang Kebencanaan
Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNP), Sutopo Purwo Nugroho. (Risna Halidi/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Sutopo Purwo Nugroho mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat. Tapi ketika bencana melanda wilayah Indonesia, ia akan menjadi sosok utama dan paling dicari oleh para pewarta.

Sutopo atau yang akrab disapa awak media, Pak Topo, adalah Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Tugas utama Pak Topo adalah mengabarkan berita tentang masalah kebencanaan yang benar dan akurat pada wartawan untuk kemudian diberitakan kepada masyarakat.

Kini, nama Pak Topo makin sering dibicarakan setelah ia mulai terbuka tentang penyakit yang tengah dideritanya.

Baca Juga: Sembari Operasi di RSPAD, Sutopo Informasikan Longsor Brebes

Pada pertengahan Januari 2018 lalu, Pak Topo didiagnosis menderita kanker paru. Bercerita kepasa Suara.com, ia sudah mulai merasakan nyeri di punggung dari tiga-empat tahun lalu.

"Saat Gunung Agung sedang meletus, saya merasa nyeri di sini (punggung) dan curiga kalau itu jantung, tapi hasil pemeriksaan tidak ada masalah," terang lelaki lulusan Fakultas Geografi UGM tersebut.

Pak Topo lalu berinisiatif melakukan pemeriksaan lanjutan termasuk memeriksa organ lambung dan paru-parunya. Hasil mengejutkan datang ketika diketahui bahwa paru-paru lelaki berusia 48 tahun tersebut penuh dengan sel kanker.

Ia mengaku kaget. Apalagi bila ditilik ke belakang, dirinya tak memiliki sejarah merokok, gaya hidup tak baik, atau silsilah keluarga dengan masalah serupa.

Sutopo tak ambil waktu lama untuk mencari second opinion. Ia pergi ke sebuah rumah sakit di Malaysia atas arahan kerabatnya.

Baca Juga: Divonis Kanker Paru, Sutopo: Jangan Sungkan Wawancara Bencana

"Di sana dokter tetap bilang bahwa ini kanker stadium empat. Dan kanker tidak bisa disembuhkan, paling hanya melakukan kemo atau radiasi," tambah Sutopo.

Di Malaysia, dokter sempat memprediksi jika usia Sutopo hanya tinggal satu hingga tiga tahun lagi. Meski terkejut, Sutopo mengaku tak ingin berlarut-larut dengan kesedihan dan memilih fokus berobat sambil terus bekerja.

"Saya selalu ambil positifnya. Ini bisa jadi kesempatan saya untuk bertobat dan banyak ibadah. Masih ada waktu. Segala ikhtiar saya jalani baik secara medis maupun alternatif."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI