Suara.com - Kamboja bisa jadi merupakan negara dengan jumlah hari libur terbanyak di dunia. Total, ada sekitar 28 hari libur di Kamboja yang tersebar di sepanjang tahun. Bahkan di bulan-bulan tertentu, berbagai tempat wisata di Kamboja dipadati oleh para wisatawan dari dalam dan luar negeri, saking cukup panjangnya hari libur di bulan tersebut.
Anda yang tertarik berlibur di Kamboja saat libur nasional dan merasakan sensasi berbaur dengan para wisatawan lokal, ini dia beberapa catatan hari libur di Kamboja:
- Perayaan Tahun baru Masehi 1 Januari
- Festival Meak Bochea di bulan Februari
- Hari Perempuan Internasional di bulan Maret
- Tahun Baru Kamboja selama 3 hari di bulan April
- Royal Ploughing Ceremony atau festival keagamaan yang menandai dimulainya musim menanam padi di Kamboja di bulan April
- Hari Buruh tanggal 1 Mei
- Vesaka Bochea atau hari raya Waisak di bulan Mei
- Ulang tahun raja yang dirayakan selama 3 hari di bulan Mei
- Hari Anak Kamboja di bulan Juni
- Festival Pchum Ben atau festival leluhur, dirayakan selama 3 hari pada bulan September
- Hari Kemerdekaan Kamboja tanggal 9 november
- Festival Air Kamboja (Bonn Om Touk) dilangsungkan selama 3 hari di bulan November.
Jumlah 28 hari ini tentu belum termasuk hak cuti yang biasanya diberikan kepada para pekerja. Pekerja full-time Kamboja berhak mendapat cuti tahunan minimal 15 hari, sementara para pekerja pabrik yang bekerja enam hari dalam seminggu berhak mendapatkan minimal 18 hari cuti dalam setahun.
Baca Juga: Indonesia Bidik Satu Gelar di All England 2018
Total, pekerja Kamboja setidaknya memiliki 46 hari libur, yang setara dengan 20 persen dari total hari kerja dalam setahun. Fantastis, bukan? Jumlah ini belum ditambah dengan jumlah hari libur di Sabtu dan Minggu, lho.
Jika dibandingkan jumlah hari libur di Kamboja ini dengan Indonesia yang hanya memiliki 16 hari libur nasional dan 12 hak cuti, tentu kalah jauh. Negara lain yang memiliki jumlah hari libur hampir sama banyaknya dengan Kamboja adalah Srilankan (25 hari libur nasional), India (21 hari libur nasional), dan Thailand (20 hari libur nasional).
Tidak semua setuju
Meski terdengar menyenangkan punya hari libur yang banyak, tidak semua pihak merasa senang dengan kebijakan ini. Banyak pihak mempertanyakan kemampuan Kamboja untuk berkompetisi secara ekonomi dengan begitu banyak hari libur bagi para pegawainya.
Salah satunya Stephen Higgins, managing partner di Mekong Strategic Partner, mengatakan bahwa jumlah hari libur sebanyak 28 hari dirasa terlalu banyak, dan dapat menurunkan kemampuan negara tersebut dalam menarik calon investor. Demikian seperti dilansir dari Phnom Penh Post.
Baca Juga: Polisi Jawab Isu Roro Fitria Masuk Jaringan Pengedar Narkoba
Bagi Higgins, jumlah hari libur yang terlampau banyak ini tidak akan dianggap baik oleh para pebisnis.
Hal yang sama juga dikatakan Ngeth Chou, konsultan senior di Emerging Markets Consulting. Ia sepakat dengan Higgins bahwa jumlah hari libur yang terlalu banyak dapat menghalangi calon investor baru untuk masuk ke negara tersebut. "Bagi investor baru yang mempertimbangkan untuk berinvestasi di Kamboja, mereka mungkin akan mengeluh tentang hal ini."