Suara.com - Cedera seks mungkin terdengar menyeramkan di telinga Anda. Tapi, masalah cedera seks ini perlu diketahui oleh semua perempuan yang masih aktif secara seksual. Meski bukan merupakan masalah serius dan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang, cedera seks sangat umum terjadi pada perempuan.
Cedera seks juga biasa disebut sebagai serviks memar. Gejalanya meliputi kram, pendarahan abnormal, nyeri saat bersenggama, dan nyeri di bagian perut bawah.
Hal ini biasanya disebabkan ketika perempuan tidak cukup terstimulasi sehingga saat terjadi rangsangan, leher rahim akan membesar sekitar dua sampai tiga inci.
Cedera seks sendiri akan lebih mungkin terjadi saat perempuan tengah mendekati masa menstruasi. Selain itu, ukuran penis juga dapat menjadi faktor pemicu cedera.
Baca Juga: Anies Berharap Proyek LRT Tak Ikut Dihentikan
Untungnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah cedera seks. Ingat-ingat, ya, perempuan perlu meluangkan waktu sekitar 20 sampai 30 menit untuk melakoni foreplay demi menghindari luka memar.
Sesuaikan juga kehidupan seks dengan melakukan posisi penetrasi yang lebih dangkal juga. Jika saat ini Anda tengah mengalami memar serviks, jangan lupa untuk mengonsumsi ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit.
Kabar baiknya, Anda tidak perlu cemas berlebihan, karena cedera seks ternyata tidak bersifat permanen dan biasanya hanya berlangsung selama 24 jam.