Kepuasan Seksual Justru Memicu Perselingkuhan?

Senin, 19 Februari 2018 | 15:06 WIB
Kepuasan Seksual Justru Memicu Perselingkuhan?
Ilustrasi lelaki berselingkuh (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aneh, mereka yang merasa puas dengan seks dalam hubungan mereka ternyata cenderung akan mengkhianati pasangannya. Kesimpulan ini didapat dari periset asal Florida State University yang baru saja mengidentifikasi beberapa faktor pemicu perselingkuhan, berdasarkan analisis perilaku perkawinan baru selama tiga tahun dari 233 orang.

Usia, daya tarik, dan sejarah seksual, semua memiliki peran penting dalam perselingkuhan. Selain orang-orang yang puas secara seksual dalam hubungan mereka, orang-orang yang muda dan perempuan yang kurang menarik juga terbukti lebih tidak setia.

Hal yang sama tidak berlaku untuk lelaki, yang sebaliknya cenderung berselingkuh saat pasangan mereka kurang atraktif.

Para periset menemukan bahwa lelaki yang memiliki hubungan seksual jangka pendek lebih tinggi sebelum menikah cenderung tidak setia, sedangkan perempuan dalam kategori yang sama cenderung setia.

Baca Juga: Partai Golkar Dapat Nomor 4, Setnov: Hokinya Bagus

Namun, penelitian menemukan dua teknik yang dapat meminimalkan kemungkinan perselingkuhan terjadi, yakni 'pelepasan perhatian', dan 'devaluasi evaluatif' dari calon pasangan romantis.

Mereka dengan tingkat pelepasan perhatian yang lebih tinggi (menghindari pemikiran tentang potensi daya tarik pasangan romantis) dan devaluasi evaluatif (yang mengecilkan potensi daya tarik pasangan di pikiran mereka) cenderung tidak berselingkuh.

Kedua reaksi tersebut memperkecil risiko perselingkuhan dan akibatnya, memiliki kemungkinan keberhasilan hubungan yang lebih tinggi.

Peneliti Jim McNulty mengatakan bahwa teknik ini bersifat bawaan, "Orang tidak perlu menyadari apa yang sedang mereka lakukan atau mengapa mereka melakukannya. Proses ini sebagian adalah besar spontan dan tanpa usaha, dan mungkin agak terbentuk secara biologis atau pengalaman masa kanak-kanak," jelas McNulty.

Namun, terlepas dari sifat bawaan mereka, McNulty berharap bahwa temuan tersebut dapat menyebabkan praktisi kesehatan mental menemukan beberapa saran praktis untuk membantu orang tetap berkomitmen terhadap pasangan mereka.

Baca Juga: Polri Kirim Pasukan Ungkap Kekerasan ke Tokoh Agama di Daerah

Dia mengatakan bahwa penelitian yang terus berkembang menunjukkan bahwa orang mungkin dapat meningkatkan kemampuan psikologis mereka untuk menggunakan pelepasan atau devaluasi saat tertarik kepada orang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI