Kokopi sendiri, tambah Ronald memiliki berbagai kegiatan untuk mencapai visi tersebut. Beberapa waktu lalu misalnya, mereka menggelar acara Kopi United yang bertujuan membuka cakrawala dan cara pandang para peserta maupun pengunjung akan keanekaragaman Kopi Indonesia serta potensi bisnisnya.
Setidaknya, tambah Ronald, ada sekitar 15 nomenklatur bisnis kopi Indonesia mulai dari penanaman, pengolahan paska panen, penjualan biji dan bubuk kopi, pengelolaan Kedai Kopi, desain dan perlengkapan Kedai Kopi, merchandise, oleh-oleh khas daerah, lukisan, pengharum ruangan, hingga sebagai bahan campuran pembuat pakaian.
Foto: Kokopi. [Suara.com/Firsta Nodia]
"Acara Kopi United kemarin juga kesempatan bagi kami mempertemukan anggota koperasi dengan konsumen secara langsung dan memperkenalkan pentingnya kegiatan bisnis offline dan online pada petani dan pegiat kopi di Indonesia," tambah dia.
Baca Juga: Zaman Belanda, Indonesia Penghasil Kopi Terbesar Dunia, Sekarang?
Tak hanya itu, Kokopi, lanjut Ronald juga memiliki program pelatihan barista bagi para narapidana. Harapannya, setelah menjalani masa tahanan, para narapidana ini memiliki keahlian untuk bertahan hidup di tengah stigma negatif di masyarakat.
"Jadi pelatihannya di Rutan Cipinang selama satu minggu. Ketika masa hukuman selesai nanti bisa magang di kedai kopi para anggota koperasi. Jadi mereka punya bekal keahlian setelah lepas dari penjara," tambah dia.
Kokopi juga memiliki program Institute Kopi. Rencananya, tambah Ronald, kegiatan Institute Kopi yang memfasilitasi petani kopi bertemu customer akan dipusatkan di Blom M Square. Selain itu bagi para penikmat kopi pemula juga bisa bertanya langsung mengenai jenis kopi dari Gayo sampai Wamena langsung dengan ahlinya di Institute Kopi ini.
Foto: Kokopi. [Suara.com/Firsta Nodia]
Baca Juga: Kopi Durian, Pelepas Lelah dan Peningkat Libido Lelaki
"Harapannya, semua program kami bisa membantu menyejahterakan petani kopi, dan nanti hasilnya turut meningkatkan pamir kopi Indonesia di mata dunia," tandas Ronald.