Restoran Legendaris di Kawasan Pecinan yang Pantang Dilewatkan

Kamis, 15 Februari 2018 | 16:29 WIB
Restoran Legendaris di Kawasan Pecinan yang Pantang Dilewatkan
Kuliner legendaris di kawasan Pecinan. (suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang Imlek, Anda yang ingin merasakan kemeriahan tahun baru masyarakat Tionghoa tersebut bisa mengunjungi kawasan Pecinan Glodok dan Petak Sembilan, di Jakarta Barat.

Selain bisa melihat ragam pernak pernik Imlek yang khas, Anda juga harus mencicipi lezatnya kudapan di beberapa restoran yang bahkan sudah melegenda. Ya, kawasan padat ini, sejak dulu memang sudah dikenal sebagai surganya para pecinta kuliner.

Kali ini, Komunitas Jakarta Food Travel (JFT) mengajak suara.com untuk menyambangi tiga restoran legendaris yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda.

"Dalam food tour, biasanya kami memang sengaja mengajak peserta untuk blusukan dan berjalan kaki. Tujuannya untuk mengeksplor berbagai kuliner dan juga budayanya," jelas Ira Lathief, salah satu pendiri JFT dan pemandu tur pada siang itu.

Baca Juga: Derita PRT, Mulai dari PHK Hingga Upah dan THR Tak Dibayar

Nah, penasaran restoran atau kedai legendaris apa saja yang suara.com kunjungi JFT? Yuk ikuti lebih lanjut.

1. Pantjoran Tea House
Tepat di tepi jalan Glodok, Anda akan melihat sebuah bangunan kuno yang menarik mata. Bangunan yang sudah berdiri sejak 1928 itu tadinya adalah sebuah apotek bernama Chung Hwa. Namun, kini keberadaannya berubah menjadi sebuah restoran yang diberi nama Pantjoran Tea House.

Kuliner legendaris di kawasan Pecinan. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Pada bagian depannya, Anda bisa menemukan delapan teko teh yang disiapkan secara gratis untuk siapapun yang melewati restoran ini. Saat memasuki restoran ini, interior dengan nuansa Tiongkok begitu kental terasa, dengan suasana yang tenang.

Seperti namanya, menu teh menjadi primadona di restoran ini. Ada 12 jenis teh dari China, Jepang, Inggris bahkan Indonesia yang bisa Anda nikmati dalam keadaan panas atau dingin.

Baca Juga: Banjir Kembali Terjang Jakarta, Netizen Ngeluh ke Anies

Anda juga bisa mencicipi berbagai menu makanan utama yang bervariasi, seperti Ayam Saus Mandarin, Buncis Sapi Cincang hingga Tahu Lada Garam. Semua hidangan di sini dijual mulai dari Rp25 ribu.

2. Kedai Kopi Es Tak Kie
Bagi pecinta kopi, Kedai Kopi Es Tak Kie pantang dilewatkan. Kedai ini memang berada di pemukiman padat, letaknya yang berada di dalam Gang Gloria tak menyulitkan Anda yang akan mengunjungi tempat ini, karena Kedai Kopi Es Tak Kie sudah cukup populer dan buka sejak 1927.

Kuliner legendaris di kawasan Pecinan. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Awalnya, Tak Kie belumlah berupa kedai kopi seperti sekarang ini, melainkan kedai teh yang cukup dimimati oleh banyak orang. Bahkan dulu, masih terpampang tulisan dalam aksara Han di papan namanya, 'de ji cha atau kedai teh Tak Kie.

Namun, lambat laun kopi mulai mendominasi dan lebih disukai, sehingga sajian teh berangsur tak lagi diminati. Di 1976 generasi ketiga dari Liong Kwie Tjong, yang bernama Ayauw hingga saat ini ialah yang memegang kendali atas Kedai Kopi Es Tak Kie.

Kuliner legendaris di kawasan Pecinan. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Sejak saat itu, ia mencampur beberapa jenis kopi ke dalam satu wadah dan sekarang dikenal dengan “Es Kopi Tak Kie”. Kini kedai menyajikan kopi hitam, kopi susu, es kopi, es kopi susu, dan beberapa kudapan lainnya, seperti Nasi Tim, Bakmi, Bihun, Nasi Campur, hingga Losupan.

Segelas Kopi Es Tak Kie dijual dengan harga Rp17 ribu, sedangkan makanan lain dijual dengan harga Rp20 ribu.

3. Kedai Laksa Lao Hoe
Melintasi gang padat di kawasan Petak Sembilan, Anda mungkin akan melewati sebuah bangunan rumah yang klasik, yang saat ini sudah dijadikan sebagai kedai makan khas peranakan yang dinamakan Lao Hoe.

Kuliner legendaris di kawasan Pecinan. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Interior Tiongkok kuno, dengan jendela hijau kecil berteralis dan beberapa perabot kuno tertata apik di dalamnya, membuat siapapun yang mengunjungi kedai ini terasa nyaman dengan sambutan hangat pemiliknya.

Laksa dan mie belitung adalah dua menu yang paling populer di restoran yang mempunyai arti ‘lanjut usia’ ini. Laksa yang disajikan Lao Hoe punya keistimewaan sendiri dengan kuahnya yang kental dan aroma daun kemangi yang sangat harum. Di Lao Hoe, setiap makanan dibuat tanpa menggunakan penyedap ataupun pengawet.

Kuliner legendaris di kawasan Pecinan. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Selain menjual laksa dan juga mie belitung, adapula beragam masakan lain yang disajikan, mulai ayam goreng, nasi uduk, serta aneka gorengan seperti cempedak, uyan/keladi, combro, pisang, dan singkong. Sedangkan minumannya, ada liang teh dan es jeruk nipis yang sangat segar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI