Saat mengunjungi desa ini pada November 2016, Suara.com langsung disuguhi pemandangan indah serta budaya dan arsitektur bangunan yang masih terjaga hingga hari ini. Suara.com menemukan bahwa sebagian besar warga di Pariangan masih menggunakan bangunan tradisional Minangkabau, yakni Rumah Gadang. Beberapa Rumah Gadang bahkan sudah berusia ratusan tahun.
Salah satu yang bangunan yang menonjol adalah keberadaan Masjid Ishlah. Masjid kuno ini memperkaya warisan budaya kuno Minangkabau yang ada di Nagari Pariangan. Di Nagari ini juga terdapat situs cagar budaya baru Tungku Tigo Sajarangan.
Keindahan Nagari Pariangan semakin lengkap karena dikelilingi perkebunan jagung dan beberapa tanaman lain yang hijau asri. Hanya saja keberadaan penduduk di Nagari Pariangan tidak banyak sehingga desa kuno ini terasa sepi.
Warga di Nagari Pariangan memiliki kebiasaan mandi bersama-sama di tempat pemandian umum atau yang biasa disebut tapian mandi yang bisa anda temukan di depan Masjid Ishlah. Terdapat satu tapian mandi untuk perempuan yang diberi nama Rangek Subarang, serta dua tapian mandi untuk laki-laki bernama Rangek Gaduang dan Rangek Tujuah. Selain untuk mandi, tempat ini juga dimanfaatkan sebagai tempat mencuci.
Selain itu, kondisi infrastruktur jalan menuju Nagari Pariangan juga belum memadai. Selain jalan raya aspal kecil, tidak tersedia lahan parkir yang luas bagi pengunjung yang sekiranya membawa mobil atau menyewa bus besar.
Bagi anda yang tengah berkunjung ke Sumbar, ayo jangan lewatkan untuk mengunjungi desa kuno yang indah ini.