Suara.com - Minggu ketiga pada Maret mendatang, warga dunia sepakat untuk mematikan lampu dan alat elektronik secara serentak selama satu jam. Kegiatan tersebut kita kenal dengan istilah Earth Hour.
Earth Hour sendiri merupakan gerakan global yang mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintah di seluruh dunia untuk memberikan waktu istirahat kepada bumi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik selama satu jam.
Nah, di satu lokasi di ujung barat pulau Jawa, tepatnya di Serang, Banten, gerakan Earth Hour telah menjadi satu komunitas yang aktif menyuarakan program-program penyelamatan bumi.
Adalah Earth Hour Serang atau biasa disingkat menjadi EH Serang yang dibentuk sejak 2014 ini rutin menggelar kegiatan Earth Hour bertajuk Serang Poek atau Serang Gelap.
"Serang Poek merupakan langkah awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai sebagai komitmen hemat energi untuk Bumi, dan juga merupakan momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan," kata salah satu anggota EH Serang, Lintang Surya Ratna kepada Suara.com, (9/2/2018).
Kegiatan puncak Serang Poek biasanya dilakukan di Pendopo Serang. Tahun lalu, EH Serang mendapat dukungan tempat dari salah satu hotel besar di kawasan Anyer yang peduli akan kegiatan tersebut.
Selain melakukan gerakan Serang Poek, EH Serang juga aktif melakukan kampanye melalui media sosial dan mengunggah konten berisi imbauan menjaga lingkungan.
Baca Juga: Prabowo Siap Maju Capres 2019 Kalau Ada Dukungan
Kegiatan lainnya adalah mengadakan kegiatan edukasi ke instansi seperti pemerintah, sekolah, dan beberapa tempat di ruang terbuka hijau yang ada di Serang.
Sebagai sebuah kota/kabupaten yang berada di dekat laut, EH Serang juga memiliki misi khusus menyelamatkan bibir pantai dari abrasi.
"Kami concern tentang masalah pantai di Serang. Serang juga dekat dengan (pantai) Anyer, Karangantu, Pandeglan. Jadi kami akan terus menggalakan konservasi mangrove," kata Lintang yang kini sudah dua tahun bergabung dengan EH Serang.
Kini, hanya ada 28 anggota aktif dari 50an anggota terdaftar di komunitas EH Serang. Lintang mengaku, masih banyak masyarakat Serang yang kurang peduli terhadap masalah lingkungan.
"Sehingga walaupun dengan adanya kami, mereka masih merasa acuh sampai detik ini," tambahnya.
Khusus
kepada pemerintah, Lintang bahkan blak-blakan mengatakan bahwa pemda setempat seperti tidak mengakui keberadaan mereka. "Kami dipersulit masuk (penyuluhan) ke dinas termasuk kesulitan mendapat dukungan pemerintah setempat. Respon tidak ada sama sekali," bebernya.
Walau tanpa dukungan berarti, EH Serang tetap memiliki tujuan besar terkait penyelamatan lingkungan di Serang.
Salah satunya mempengaruhi pemerintah dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan menggunakan sumber energi terbarukan sebagai bagian dari kebijakan mereka.
Aktif di media sosial, EH Serang dapat disapa melalui platform seperti Twitter di @ehserang, Instagram di @earthhourserang dan Facebook di Earth Hour Serang.
Lintang juga membuka kesempatan bagi pemuda-pemudi Serang yang berkomitmen dalam misi menyelamatkan lingkungan untuk bergabung dengan Komunitas Earth Hour Serang.
"Cara gabung bisa klik link pendaftaran peserta volunteer. Nanti dari tim kami akan ada yang menghubungi untuk melakukan sesi wawancara," terangnya merinci. Bagimana, tertarik bergabung dengan Earth Hour Serang?