Filter Foto di Medsos Picu Keinginan Perempuan Operasi Plastik

Rabu, 07 Februari 2018 | 09:54 WIB
Filter Foto di Medsos Picu Keinginan Perempuan Operasi Plastik
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Filter foto pada media sosial seperti Snapchat dan Instagram, memungkinkan Anda mengubah tampilan foto asli seperti menerangkan kulit, mengubah bentuk wajah sesuai seperti yang diinginkan dan membuat mata terlihat lebih besar.

Dan menurut seorang dokter, filter foto ini menyebabkan semakin banyak perempuan yang datang ke ahli bedah plastik dan meminta pembedahan dilakukan agar terlihat seperti versi filter di media sosial.

Bahkan, kata dokter kosmetik terkemuka, tren ini sudah makin berkembang dan menggantikan tren wajah mirip selebriti.

Dr Esho, dokter kosmetik di The Esho Clinic dan bintang dari E4's Body Fixers, menyebutnya sebagai fenomena "Snapchat dysmorphia."

Baca Juga: Cantik Banget, Katrina Kaif Sampai Dituduh Operasi Plastik

"Sebelumnya, pasien akan datang ke klinik dengan gambar selebriti atau model yang mereka kagumi dan ingin terlihat seperti gambar tersebut," jelasnya.

"Tapi dengan diperkenalkannya platform dan filter foto di media sosial selama lima tahun terakhir, semakin banyak pasien yang datang ke klinik dengan gambar versi filter diri mereka untuk mencapai tujuan yang ingin mereka capai," tambah Dr Esho.

"Saya tidak pernah merasa senang dengan pengambilan foto, tapi menggunakan filter membuat saya merasa terlihat lebih bagus," kata Natalie (bukan nama sebenarnya), salah satu klien Dr Esho.

"Kamera Snapchat menunjukkan apa yang Anda lihat di cermin tapi menambahkan filter foto di wajah Anda dapat mengubah semuanya. Wajah Anda bisa menjadi lebih tirus, bibir Anda menjadi lebih tebal dan mata, juga bulu mata Anda bisa bertambah besar. Itu bagus," lanjut Natalie.

Dia lantas pergi menemui Dr Esho dengan gambar versi dirinya yang sudah disunting di filter foto media sosial. Dr Esho, bagaimanapun, menolak untuk melakukan hal tersebut pada Natalie. Ia memanggilnya untuk konseling dan mengatakan bahwa dia membuat "kemajuan besar."

Baca Juga: Operasi Plastik, Pilih Ivanka Trump atau Kylie Jenner?

"Kami memiliki proses konsultasi, yang menilai kesesuaian pasien untuk melakukan prosedur dan kami tidak pernah melakukan perawatan pada hari yang sama, membiarkan pasien 'mendinginkan' otaknya dan benar-benar memikirkan pilihan mereka," Dr Esho menjelaskan.

Ini penting, kata dia, karena mereka diharapkan bisa bertindak berdasarkan dorongan hati. Selama konsultasi, ini adalah kunci yang tepat untuk mencari 'bendera merah' yang dapat mengindikasikan adanya dismorfia tubuh. Yang didasari dimana pasien memiliki pandangan tentang diri mereka dan hasil pengobatan mereka yang diharapkan sama sekali tidak realistis.

Ilustrasi filter foto. [Shutterstock]

Kasus seperti Natalie harus memicu peringatan bagi praktisi etis manapun. Menjalani prosedur pada seseorang seperti ini, berarti dimulai dari perjalanan mereka di tempat mereka yang merasa tidak akan pernah bahagia. Mereka tentu membutuhkan dukungan psikologis.

Dr Esho percaya ada banyak faktor yang bisa diobati.

"Generasi hari ini tidak dapat melepaskan diri dari 'efek Truman' karena sejak lahir mereka dilahirkan di era platform sosial di mana perasaan harga diri mereka dapat didasarkan semata-mata pada jumlah 'suka' dan pengikut yang mereka miliki, yang terkait dengan seberapa bagus penampilan mereka atau betapa hebatnya gambar ini," ujar dia.

Gambar-gambar ini sekarang mudah diakses dan dinilai, sedangkan sebelumnya kita harus melihat gambar melalui majalah atau TV. Dia menambahkan, kita sekarang melihat diri kita dan orang lain setiap hari melalui platform sosial, membuat kita lebih kritis terhadap diri kita sendiri.

Dokter kosmetik tersebut mengatakan bahwa media sosial telah memperkuat dan mempercepat tren. Sekarang ada generasi perempuan dan lelaki yang lebih sadar secara visual daripada sebelumnya.

Secara keseluruhan, semakin sedikit perempuan yang mencari prosedur kosmetik. Jumlah facelift yang dilakukan pada perempuan di 2017 turun hingga 44 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut sejumlah data baru dari British Association of Aesthetic Plastic Surgeons (BAAPS).

Menurut audit BAAPS 2017, lebih dari 28 ribu operasi kosmetik terjadi pada 2017. Angka ini 8 persen lebih rendah dari 2016 dengan jumlah 30.750. [Independent]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI