2. Retionic acid atau asam retinoat
Zat ini banyak disalahgunakan dan terkandung dalam obat jerawat, peeling, serta pemutih dengan mekanisme kerja pengelupasan kulit.
Jika digunakan, retionic dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, dan teratogenik atau perkembangan tidak normal selama kehamilan pada embrio.
3. Hidrokuinon
Hidrokuinon kerap ditemukan pada krim atau losion pemutih dan pencerah kulit. Pada pemakaian jangka panjang atau penggunaan selama lebih dari enam bulan dengan dosis tinggi, dapat menyebabkan hiperpigmentasi terutama pada daerah kulit yang terkena sinar matahari langsung.
Hidrokuinon juga dapat menyebabkan kulit berubah menjadi kehitaman atau ochronosis dengan kemungkinan tak bisa pulih kembali.
Baca Juga: Foto-foto Polwan Cantik Gegerkan Medsos, Netizen Minta Ditangkap
Penggunaan hidrokuinon dalam jangka menengah, dapat menyebabkan seseorang berisiko terkena masalah kondisi vitiligo atau leukoderma (kehilangan pigmen sehingga kulit menjadi pucat tidak beraturan).
Jika terakumulasi terlalu lama, hidrokuinon dapat menyebabkan mutasi gen dan kerusakan DNA yang memicu masalah karsinogenik.
4. Resorsinol
Resorsinol dapat menyebabkan iritasi kulit dan mengganggu sistem imun seseorang. Pemakaian resorsinol pada kulit yang terkena luka atau iritasi, dapat menyebabkan gejala seperti dermatitis, iritasi mata, mulut, tenggorokan, saluran pernafasan atas, peningkatan detak jantung, hingga hipotermia.
5. Diethylene Glycol (DEG)
DEG merupakan trace element yang terdapat pada bahan baku gliserin atau polietilen oksida yang biasa digunakan pada pasta gigi.
DEG bisa menjadi racun bagi manusia dan binatang karena dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, keracunan hati, dan gagal ginjal.
Baca Juga: Awas Rumah Minim Ventilasi Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Paru
6. Bahan pewarna tertentu