Suara.com - Anda yang pernah berkunjung ke Manila, Filipina, pasti tak asing dengan angkutan umum khas di sana, Jeepney. Penampilannya yang mencolok mata dengan body warna-warni dan aneka aksesori, membuat Jeepney populer dan menjadi daya tarik bagi para turis.
Akhir Januari lalu, seperti dikutip dari Reuters, pemerintah Filipina berencana akan merombak transportasi umum yang sudah ketinggalan zaman itu dan menggantinya dengan moda transportasi lain yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Hal ini tentu saja mendapat protes keras dari para operator dan pengemudi 200 ribu Jeepney. Mereka menyebut rencana ini sebagai gerakan "antimiskin" dan mengancam penghidupan mereka.
"Ini adalah masalah besar bagi orang-orang susah seperti kami, karena kamilah yang akan menderita," kata seorang sopir Jeepney yang kesal setelah polisi lalu lintas menyetopnya karena Jeepney yang dibawanya mengepulkan asap hitam.
Baca Juga: Konser Kla Project Guncang Kuta Bali
Jeepney telah berevolusi dari jip tentara yang ditinggalkan militer AS setelah Perang Dunia Kedua, hingga akhirnya kini menjadi kendaraan dengan warna-warni mencolok. Jeepneys juga dihiasi dengan slogan-slogan agama, tanda horoskop, atau nama keluarga.
Untuk naik Jeepney, penumpang cukup membayar 8 Peso atau sekitar Rp 3.000 untuk perjalanan sejauh empat kilometer di Manila. Sangat terjangkau, tapi perjalanannya jauh dari nyaman.
Satu Jeepney dapat memuat 10 sampai 16 penumpang dengan lutut antar penumpang yang saling beradu. Kendaraan ini tidak memiliki pendingin udara atau jendela untuk melindungi penumpang dari panas, hujan, ataupun asap yang membuat batuk.
Tidak ada sabuk pengaman dan hanya ada palang-palang untuk berpegangan saat supir mengebut.
Baca Juga: Mazda CX-9 Incar Konsumen Mitsubishi Pajero Sport yang Naik Kelas
Pemerintah Filipina berencana akan mengganti Jeepney yang sudah tidak layak dengan kendaraan yang lebih besar, lebih bersih, lebih aman, dan juga lebih modern. Namun pengemudi mengeluhkan unit Jeepney yang lebih baru tersebut sangat mahal, sekitar 1,8 juta peso atau Rp470 juta.