Berwisata ke Kerajaan Burung Tidak Usah Jauh-jauh

Senin, 29 Januari 2018 | 08:45 WIB
Berwisata ke Kerajaan Burung Tidak Usah Jauh-jauh
Kerajaan Burung Pulau Rambut yang terletak di Gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta. [AWC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pulau Rambut yang terletak di Gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta, hanya memiliki luas sekitar 45 hektar.

Meski terbilang kecil, Pulau Rambut disebut-sebut sebagai Kerajaan Burung karena telah menjadi "rumah" bagi beberapa jenis burung air, seperti Kuntul, Cangak Abu, dan Bangau.

Di awal tahun seperti sekarang, Pulau Rambut selalu menjadi destinasi favorit bagi peneliti, komunitas pecinta alam, maupun masyarakat umum yang tergerak untuk menghitung populasi burung air atau sekadar melihat aktivitas burung di alam lepas.

Kegiatan citizen science seperti ini merupakan bagian dari kegiatan tahunan Asian Waterbird Census (AWC) yang biasa dilaksanakan serentak pada minggu ke-2 atau ke-3 Januari.

Baca Juga: Kapal Tersapu Ombak, 2 ABK 3 Hari Mengapung di Kepulauan Seribu

Di Indonesia, kegiatan ini dikoordinasi oleh Wetlands International Indonesia yang bekerjasama dengan Kemitraan Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Sabtu, (27/1) di Pulau Rambut kemarin, lebih kurang 60 Bangau Bluwok atau Mycteria cinerea berhasil terpantau.

"Artinya, satu persen dari populasi Bangau Bluwok secara global dapat ditemukan di Pulau Rambut," ujar Biodiversity Conservation Specialist dari Burung Indonesia, Ferry Hasudungan dalam rilis yang diterima Suara.com.

 Asian Waterbird Census (AWC) oleh Wetlands International Indonesia yang bekerjasama dengan Kemitraan Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya.. [AWC[

Bangau Bluwok, lanjut Ferry, biasa bermigrasi ke Pulau Rambut di Utara Jakarta hanya saat musim berkembangbiak saja.

Baca Juga: Antar Jenazah Rp7 Juta di Kepulauan Seribu, Sandiaga: Tak Adil!

Menurut data yang dikeluarkan oleh BirdLife Internasional, hanya ada 5.000 ekor Bangau Bluwok yang tersisa secara global. Hampir seluruhannya berada di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Bali, Sumbawa, Sulawesi, dan Buton.

Meski cenderung dinilai sebagai kegiatan ilmiah, Asian Waterbird Census juga tak luput dari sifat rekreasi. Masyarakat bisa menikmati keasrian pulau berstatus cagar alam sambil memantau keindahan dan aktivitas unik burung-burung air.

Salah satu pemandangan khas dari aktivitas ini adalah menyaksikan kawanan Kuntul dan Bangau bertengger di atas jejeran mangrove.

Nantinya, data hasil pengamatan bersama ini akan dihimpun dan dipublikasi dalam bentuk cetak melalui buku Waterbird Population Estimates atau dapat diakses oleh publik secara online di wpe.wetlands.org.

"Dengan begitu, masyarakat umum dapat mengetahui estimasi populasi berbagai jenis burung air secara global, ataupun estimasi populasi di tiap negara," tutur Ferry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI