Suara.com - Bagi masyarakat dunia khususnya mereka yang tinggal di negara Barat, suplemen telah dikonsumsi secara masif dan dipercaya dapat meningkatkan kesehatan.
Padahal, sebagaian besar kandungan dalam suplemen tidak diatur dan kurang diteliti. Akibatnya, orang dibiarkan tidak tahu dengan apa yang mereka masukkan ke dalam tubuh.
National Institute of Health's Office of Dietary Substances di Amerika Serikat merilis dua lembar fakta baru bagi suplemen kebugaran dan suplemen penambah berat badan.
Secara keseluruhan, suplemen kebugaran lebih mendapat lampu hijau daripada suplemen penurunan berat badan.
Baca Juga: Benarkah MSG Dapat Memicu Kanker?
Kandungan dalam suplemen kebugaran seperti kreatin, jus bit, dan kafein dianggap pas setidaknya untuk beberapa jenis atlet, sementara kandungan aneh seperti bulu rusa tanduk dianggap tidak sesuai karena belum ada bukti ilmiah mengenai khasiatnya.
Adapun sebagian besar suplemen penurunan berat badan dikaitkan dengan kandungan yang sangat sederhana. Sementara kandungan seperti ekstrak jeruk dan teh pahit, cukup mendapat perhatian karena dianggap dapat membawa peringatan keselamatan.
"Suplemen diet yang dipasarkan untuk olahraga dan kinerja atletik tidak dapat menggantikan pola makan yang sehat, namun beberapa mungkin memiliki nilai untuk jenis aktivitas tertentu," kata direktur ODS, Paul Coates dalam sebuah pernyataan.
Kata Paul, beberapa kandungan dalam suplemen tidak memiliki khasiat dan beberapa lainnya dianggap berbahaya bila dikonsumsi.
Baca Juga: Demian Aditya Siap Kembali Mainkan Aksi The Death Drop
Bahkan dalam salah satu studi dikatakan, penyalahgunaan suplemen telah menyebabkan 23.000 kasus kunjungan ke ruang gawat darurat setiap tahun.