Suara.com - Belakangan ini, banyak pemimpin perusahaan yang mengeluh karena karyawannya resign. Satu per satu karyawan terbaik yang dimiliki di perusahaan menginginkan untuk mundur dengan berbagai alasan.
Berdasarkan penelitian, karyawan yang meminta untuk resign sebenarnya bukan karena pekerjaannya yang membosankan. Melainkan karena sikap dan ulah si bos yang dianggap tidak bersahabat. Ditambah lagi lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Namun, bagaimana reaksi perusahaan saat yang resign adalah para karyawan terbaiknya? Ada yang menahan ada juga yang tidak. Untuk itu ketahui alasan karyawan terbaik mengundurkan diri dari perusahaan berikut.
Terlalu Banyak Peraturan
Setiap perusahaan memiliki aturan khusus yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan. Adanya pelanggaran atas peraturan yang ditetapkan menyebabkan adanya sanksi yang tegas. Perusahaan yang terlalu banyak peraturan membuat karyawan merasa tidak nyaman. Bagaimana tidak, para karyawan tidak dapat bekerja dengan luwes. Sehingga daya geraknya juga pasif karena harus menuruti aturan yang berlaku.
Bos yang Terlalu Otoriter
Bos adalah pemimpin tertinggi di dalam perusahaan. Sifat bos yang bersahabat merupakan dambaan semua karyawan. Namun apa yang terjadi tidak selalu sesuai keinginan. Kadang-kadang kita harus menerima kenyataan kalau si bos ternyata otoriter.
Sifat otoriter si bos tentu membuat karyawan tidak nyaman. Pekerjaan ini dan itu harus dilakukan sesuai perintah. Padahal setiap karyawan punya cara masing-masing dalam menyelesaikan pekerjaan. Kalau ternyata si Bos tetap bertindak otoriter, wajar saja kalau banyak karyawannya yang resign.
Pekerjaan yang Menumpuk
Setiap karyawan memiliki deadline dalam mengerjakan tugas. Banyak karyawan yang berusaha maksimal dalam mengerjakan tugas untuk hasil yang terbaik. Namun, apa daya banyaknya tugas yang dilimpahkan kepadanya membuat karyawan tidak sanggup mengerjakan tugas. Akibatnya, hasil akhir dari tugas tersebut tidak maksimal seperti yang diharapkan.
Ingat, setiap manusia memiliki keterbatasan. Manusia juga bukanlah robot yang bisa bekerja 24 jam tanpa istirahat. Lagipula, manusia hanya memiliki dua buah tangan; yang berarti ia tidak bisa mengerjakan dua tugas sekaligus dalam waktu bersamaan.
Jam Kerja yang Super Padat
Jam kerja maksimum seorang karyawan yaitu 7-8 jam setiap harinya, belum termasuk lembur. Namun ada perusahaan yang menuntut karyawannya untuk bekerja lebih dari 8 jam. Jam kerja gila-gilaan seperti ini tentu membuat karyawan tidak betah. Apalagi bagi mereka yang telah berkeluarga. Daripada seumur hidupnya dihabiskan di kantor, lebih baik ia mengajukan resign dari perusahaan.
Tidak Adanya Pemberian Reward
Pemberian reward atau penghargaan menjadi poin penting bagi karyawan. Adanya reward yang diberikan menandakan adanya kepedulian pimpinan perusahaan terhadap etos kerja karyawan. Pemberian reward oleh pimpinan juga dapat membuat karyawan tersebut bangga, apalagi kalau sampai diumumkan di depan seluruh karyawan. Jika perusahaan tidak pernah menghargai kerja keras karyawan, wajar saja kalau satu per satu karyawannya resign.
Lingkungan Kerja yang Berubah
Lingkungan kerja yang kondusif dan bersahabat sangat didambakan oleh para karyawan. Lingkungan kerja juga sangat berpengaruh terhadap hasil kerja setiap karyawan. Apabila terjadi perubahan yang signifikan pada lingkungan kerja, jangan heran jika karyawan mulai mengundurkan diri satu per satu. Jika keadaan mulai berbalik, sebaiknya pemimpin perusahaan mengambil tindakan jelas dan memperbaiki semuanya seperti semula.
Partner Kerja yang Tidak Asyik
Partner kerja menjadi teman kita dalam bekerja. Kita tentu akan merasa senang jika diberikan partner kerja yang profesional. Pasalnya partner kerja yang seperti ini lebih tertib saat bekerja, dan mengerjakan tugas sesuai mekanisme.
Lalu, bagaimana kalau kita disandingkan dengan mereka yang tidak profesional? Tentu kita merasa tidak betah saat bekerja. Tidak adanya konektivitas antara sesama partner membuat hasil kerja semakin buruk. Daripada terus-menerus dimarahi si bos, lebih baik mengundurkan diri saja dari perusahaan.
Gaji yang Diberikan Tidak Sesuai
Selain pemberian reward, pemberian gaji juga perlu diperhatikan oleh pimpinan. Jumlah gaji yang diberikan haruslah sesuai dengan jumlah pengorbanan yang diberikan oleh karyawan. Apabila gaji nominalnya segitu-segitu saja, siapa yang mau? Lebih baik resign dari perusahaan, lalu mencari pekerjaan baru di perusahaan lain.
Baca artikel Cermati lainnya:
Barang yang Wajib Kamu Miliki Di Usia 20-an!
Kenapa Harus Berkunjung Ke Pulau Seribu Walau Hanya Sekali?
Published by Cermati.com |