Suara.com - Menggunakan tabir surya wajib dilakukan saat berada di luar ruangan, tapi Anda juga harus tahu bahwa krim ini ternyata harus pula dipakai saat berada dalam pesawat.
Meskipun jendela di pesawat kecil, namun intensitas paparan sinar matahari yang sampai ke kulit Anda lebih besar dibandingkan ketika berada di daratan.
Untuk itu, Dr. Sweta Rai dari British Association of Dermatologists mengatakan bahwa pilot berisiko tinggi terkena kanker kulit akibat paparan sinar matahari yang begitu panjang.
"Jendela di ruangan pilot saat mengemudikan pesawat sangat besar dan ini berpeluang menyebabkan mereka terkena kanker kulit jika tidak diantisipasi," ujarnya dilansir Nypost.com.
Untuk itu penggunaan krim tabir surya kini telah menjadi standar bagi para pilot. Hal yang sama, kata Rai, sebaiknya juga diterapkan bagi penumpang pesawat.
"Jendela penumpang di pesawat mungkin kecil, tapi mereka lebih dekat ke lapisan ozon sehingga risiko kanker kulit sangat tinggi," tambahnya.
Rai pun merekomendasikan para penumpang pesawat untuk menggunakan krim tabir surya dengan SPF 30 dan mengulangi penggunaannya tiap dua jam sekali pada rute penerbangan jarak jauh. Pakaian lengan panjang, kata Rai juga bukan menjadi jaminan akan melindungi Anda dari risiko kanker kulit.
Ia juga merekomendasikan penumpang memakai kacamata hitam dalam penerbangan jarak jauh untuk menghindarkan dari risiko katarak di masa senja.
"Ini adalah langkah pencegahan yang efektif dibandingkan harus mengobati penyakit kanker kulit. Kami sarankan memakai tabir surya terutama bagi Anda yang rutin melakukan perjalanan bisnis menggunakan pesawat udara," jelas Rai.
Bepergian dengan Pesawat Harus Pakai Tabir Surya, Mengapa?
Rabu, 24 Januari 2018 | 11:11 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Pemerintah Tetapkan Libur Natal 25-26 Desember, Kapan Harga Tiket Pesawat Turun?
22 November 2024 | 20:02 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI