Toko Ini Diprotes Warganet Karena Dianggap Memuliakan Bunuh Diri

Kamis, 18 Januari 2018 | 19:30 WIB
Toko Ini Diprotes Warganet Karena Dianggap Memuliakan Bunuh Diri
Inilah aksesoris leher ( choker ) yang diprotes warganet, karena dianggap memuliakan tindakan bunuh diri. ( @kyliesouder / Twitter )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 17 Januari lalu, Daily Mail melaporkan bahwa toko fesyen Inggris yaitu Asos, telah menghapus salah satu daftar barang belanjaannya berupa aksesoris leher atau choker.

Itu dilakukan lantaran Latex Flamer Choker keluaran merek Hanger tersebut dianggap keji dan memuakkan oleh warganet di Twitter.

Meski tidak lagi dijual, choker seharga 160 poundsterling atau hampir setara Rp3 juta tersebut masih memicu kemarahan di dunia maya.

Beberapa warganet percaya bahwa aksesoris leher ini tidak sensitif dan malah memuliakan citra bunuh diri.

"Jadi jijik dengan @ASOS Ketika kematian, karena bunuh diri menjadi lebih umum, mereka berusaha membuat bunuh diri menjadi mode. Memuakkan, "tulis salah satu pengguna Twitter @Lexoctopus.

Warganet lain bahkan menyangkut pautkan nama merek Hanger yang berarti gantung dengan tindakan bunuh diri.

"Sama sekali tidak dapat diterima untuk menjual choker sabuk yang disebut 'gantungan lateks' dengan model yang mengenakan kaos bertuliskan 'gantung'. Bunuh diri adalah epidemi yang menyiksa yang dapat mengganggu demografi pembeli. Betapa ceroboh dan berbahaya untuk memuliakan ini sebagai aksesori fesyen," cuit warganet lainnya

Tapi bukan berarti Hanger tak mendapat dukungan. Seorang pengguna Twitter lainnya menganggap warganet yang menyangkut pautkan antara choker dan nama merek dengan tindakan memuliakan bunuh diri adalah berlebihan.

"Lihatlah mereknya, tidak ada kaitan dengan bunuh diri atau semacamnya. Ini adalah choker," tulis warganet lain.

Hingga saat ini, peritel besar tersebut tidak memberikan pernyataan resmi dan memilih mencabut choker dari daftar dagangan di situs resminya dengan harapan agar tokonya tak lagi dianggap oleh warganet sebagai toko yang terkesan mempromosikan tindakan bunuh diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI