Depresi Usai Liburan? Waspada Sindrom Post Holiday Blues

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 03 Januari 2018 | 08:58 WIB
Depresi Usai Liburan?  Waspada Sindrom Post Holiday Blues
Istirahat usai liburan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Yang Terjadi pada Otak saat Sindrom Post Holiday Blues
Dikutip dari The New Daily, psikolog dari San Fransisco Dr. Melissa Weinberg mengatakan, saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh otak.

Seburuk apapun pengalaman liburan Anda, otak hanya akan merekam bagian yang Anda nikmati ketimbang pengalaman buruk.

Entah Anda menikmati atau tidak masa liburan, otak akan tetap menerima bahwa liburan sudah dilewati. Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari Anda lakukan. Termasuk saat berlibur, kondisi emosional Anda akan terbiasa untuk menikmati istirahat.

Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak Anda akan ‘kaget’ dan kembali menyesuaikan setelah keadaan setelah berubah. Apa yang Anda alami ini merupakan normalisasi pascaliburan.

Apa Tanda Depresi Setelah Liburan?
Gejala sindrom post holiday blues sebenarnya mirip dengan depresi biasa, di antaranya sakit kepala, insomnia, gelisah, penambahan atau penurunan berat badan, agitasi, dan aktivitas motorik yang berlebih akibat ketegangan

Untungnya sindrom ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Sebab, sindrom ini tidak berlangsung lama, hanya di minggu awal pascaliburan.

Namun bagi sebagian orang, ini bisa berlangsung lama hingga membutuhkan konseling dan dukungan keluarga untuk mengatasinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI