Depresi Usai Liburan? Waspada Sindrom Post Holiday Blues

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 03 Januari 2018 | 08:58 WIB
Depresi Usai Liburan?  Waspada Sindrom Post Holiday Blues
Istirahat usai liburan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa yang tidak suka dengan liburan. Pasalnya, hanya di waktu liburan Anda bisa memaksimalkannya untuk bersantai dan beristirahat.

Namun, ada satu hal yang paling tidak menyenangkan dari liburan. Ya, saat liburan harus berakhir, bawaannya pun jadi murung dan uring-uringan.

Andai bisa memutar waktu, tentu Anda ingin sekali kembali ke masa liburan dan memperpanjangnya? Jika Anda merasa kaget, murung, bahkan depresi setelah liburan, bisa jadi Anda terkena sindrom post holiday blues. Tidak percaya? Simak ulasan yang dihimpun Hello Sehat.

Mengenal Sindrom Post Holiday Blues
Meski banyak orang menyapa libur panjang dengan penuh suka cita, ternyata ada juga yang justru menganggap liburan hanyalah pembawa kesedihan. Pasalnya, musim liburan adalah saat Anda bisa berkumpul dengan keluarga dan sahabat.

Namun, ternyata kebahagiaan ini hanyalah sesaat. Usai liburan, Anda harus mulai membereskan barang-barang sisa liburan, merasakan lelah, dan tidak siap menghadapi kenyataan untuk kembali bekerja esok hari.

Hal ini bisa disebut dengan sindrom post holiday blues, yaitu kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan. Yang menjadi penyebab Anda merasa murung bisa jadi karena dua hal: merasa liburan Anda sangat menyenangkan, atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali bekerja.

Sindrom ini mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada waktu-waktu tertentu. Ini sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia pernikahan berakhir. Karenanya tak heran banyak yang merasakan murung atau depresi setelah liburan.




BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI