Suara.com - Rachel Sussman, konselor perkawinan yang berbasis di New York City, menggambarkan masalah paling umum dalam hubungan yang membuat pasangan sering bertengkar. Masalah itu mulai dari pengelolaan uang sampai seks.
Isu-isu ini sebenarnya tampak relatif sepele, apalagi jika dibandingkan dengan perselingkuhan atau perbedaan prinsip. Tapi Sussman menjelaskan bahwa pertengkaran tersebut sebenarnya tidak akan menjadi besar jika komunikasi di antara pasangan berjalan baik.
"Jika Anda adalah seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi yang sangat buruk, itu mungkin berarti bahwa saat pasangan Anda melakukan sesuatu, Anda bisa menjadi sangat defensif. Yang berarti bahwa tidak peduli apa yang Anda ucapkan, itu bisa meningkat menjadi pertarungan yang sangat hebat," ujar dia.
Sussman menggambarkan beberapa sumber konflik yang paling umum di antara pasangan yang dia lihat. Dia juga mengatakan, yang paling penting adalah Anda harus bisa memperbaiki keterampilan komunikasi Anda untuk menyelesaikan semuanya.
Baca Juga: Politisi Gerindra Jakarta Protes Kemendagri Coret Bantuan Parpol
"Jika Anda bisa berkomunikasi dengan baik, Anda bisa melewati masalah ini dengan cara yang benar-benar bisa membuat Anda semakin dekat. Tapi, jika Anda tidak bisa berkomunikasi dengan baik, itu akan membuatnya menjadi lebih buruk, bahkan benar-benar membuat Anda dan pasangan semakin jauh," katanya.
Berikut beberapa masalah umum yang sering membuat pasangan bertengkar menurut Sussman, dilansir dari Independent:
1. Komitmen
Ketika pasangan yang belum menikah datang menemui Sussman, mereka sering ingin membicarakan komitmen. Biasanya, Sussman mengatakan, satu pasangan merasa mereka lebih berkomitmen daripada yang lain. Atau, satu pasangan ingin "hubungan mereka semakin maju" dengan melangkah bersama atau bertunangan. Namun dia justru menghadapi beberapa perlawanan dari pasangannya sendiri.
2. Tugas
Baca Juga: Diet Jadi Resolusi di 2018? Jangan Lakukan 5 Kesalahan Ini
Jika pasangan bertengkar tentang pekerjaan rumah tangga, Sussman mengatakan, mungkin karena salah satunya merasa melakukan bagian terbesar dari tugas-tugas itu.