Suara.com - Fans grup KPop SHINee di seluruh dunia sedang berduka. Jonghyun, salah satu personelnya ditemukan tidak bernyawa di apartemennya, Gangnam, Seoul, Senin (18/12/2017). Diduga penyebab kuat Jonghyun tewas adalah bunuh diri dengan dengan menghirup karbon monoksida dari briket batu bara.
Menanggapi informasi ini, komunitas Into The Light mengatakan, depresi merupakan faktor risiko utama bunuh diri yang akan menjadi penyakit dengan beban tertinggi kedua secara global di tahun 2020 jika tak segera dicegah.
Kepala Koordinator Into The Light Indonesia, Benny Prawira Siauw mengatakan setiap kematian bunuh diri selebriti dapat mengguncang fans, tidak peduli apapun persepsi dan reaksi orang lain terhadap kematian idola mereka. Dia pun meminta agar para fans yang dinamai Shawol ini tetap bersatu dan memedulikan kondisi satu sama lain.
"Kematian selebritis terkait bunuh diri dapat mengguncang secara psikis dan metode bunuh diri berpotensi ditiru bagi Shawol yang terikat secara emosional dan memiliki kecenderungan depresif dan bunuh diri. Jika anda memiliki pemikiran bunuh diri, segera hubungi psikolog dan psikiater," ujar Benny pada pernyataan tertulisnya, Selasa (19/12/2017).
Dia juga menyarankan para Shawol tidak menyebarluaskan sumber berita yang belum teruji kebenarannya atau hoax terutama yang bersifat mendramatisir kematian bunuh diri Jonghyun. Hal ini agar tidak memicu pemikiran depresif dan kehendak bunuh diri dari sesama Shawol yang depresif.
Kepada masyarakat luas, terutama keluarga dan teman dekat dari Shawol, Benny mengingatkan agar menghindari perilaku menstigma, merundung, menghakimi atau menilai negatif kematian bunuh diri dari idola mereka.
"Penilaian negatif yang diutarakan mengenai kematian bunuh diri juga berpotensi untuk menghambat perilaku pencarian bantuan dari orang yang kecenderungan depresi dan bunuh diri di sekitar anda, terlepas mereka bagian dari Shawol atau bukan. Ada baiknya untuk kita terus bersama saling memperhatikan kondisi satu sama lain, belajar berempati dan mendengarkan dalam kondisi ini," tandasnya.
Jika Anda memerhatikan perubahan perilaku para Shawol di sekitar seperti menjadi murung, menarik diri, membicarakan kematian, serta perasaan tidak ada harapan, Benny meminta agar Anda segera menghubungi profesional ahli psikolog atau psikiater terdekat sebagai langkah pencegahan.