Suara.com - Membeli kondom bisa menjadi hal yang canggung atau memalukan bagi banyak perempuan.
Namun mengapa itu sering terjadi? Sama seperti alat kontrasepsi lain, seharusnya membeli dan menggunakan kondom adalah hal yang wajar.
Menggunakan kondom adalah praktik seksual yang baik dan harus didukung. Daripada menyampaikan komentar negatif, menatap heran atau bergosip pada mereka, khususnya perempuan yang membeli kondom, sudah saatnya masyarakat mulai mempertimbangkan untuk membeli kondom sebagai hal yang normal.
Namun tetap saja, nampaknya situasinya sedikit memalukan saat seorang perempuan pergi membeli kondom.
Untuk membuktikan hal ini, Times of India mewawancara tujuh perempuan dan meminta mereka berbagi pengalaman yang mereka alami saat membeli kondom untuk kali pertama.
Tak satu pun dari mereka memiliki pengalaman yang bisa mereka bagikan dengan bangga. Beberapa ragu untuk mengatakannya, beberapa merasa malu dengan menatap orang-orang di sekitar mereka.
Kisah Tujuh Perempuan saat Kali Pertama Beli Kondom
Ingin tahu seperti apa kisah mereka saat membeli kondom untuk kali pertama? Ini curhatan mereka dilansir dari Times of India.
1. Orang Tidak Berhenti Menatap
"Pasangan saya pernah menantang saya untuk pergi dan membeli kondom sendirian. Saya sangat gugup dan ragu saat di depan apotek. Saya hampir tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun dan ingin lari dari toko. Orang lain yang ada di sana tidak bisa berhenti menatap, dan beberapa bahkan mulai bergosip. Untungnya, ahli kimia memahami rasa malu saya dan tidak bereaksi terhadap situasi yang sedang berlangsung. Dia mengambil satu dari meja di belakangnya, dan memberikannya pada saya di dalam kantong kertas. Saya mengucapkan terima kasih dan bergegas keluar dari toko. Sekarang, saya tidak mau menerima tantangan seperti itu, pasti," kisah salah satu perempuan.
2. Ada Perempuan yang Memutarkan Matanya!
"Saya benar-benar tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang saya jika saya membeli kondom. Semua orang menggunakannya. Saya meminta seorang sahabat menemani membeli kondom untuk kali pertama. Kami berusia pertengahan dua puluhan saat itu, dan tidak bisa mengendalikan tawa. Bahkan setelah usaha tulus terlihat normal, kami terus tertawa sepanjang waktu dan perempuan di toko tersebut benar-benar memutar matanya ke arah kami. Kami masih tertawa mengingat kejadian itu. Mengapa kondom, pil, dan lainnya, harus diberi perlakuan khusus seperti itu di negara kita?," kata perempuan lainnya.
3. Petugas Apotek Beri Ekspresi Aneh
"Saya ingat dengan jelas hari itu; itu adalah pengalaman yang menghebohkan. Saya berkeliaran di sekitar toko apotek sekitar 20 menit dan menunggu sampai semakin ramai. Lalu, saya berjalan dengan bebas sehingga saya bisa membelinya tanpa menarik perhatian yang tidak diinginkan untuk membeli kondom! Tapi seperti yang diharapkan, wajah manajer toko memiliki ekspresi aneh. Saya kesal, apa gunanya menunggu begitu lama saat saya justru menghadapi tatapan menghakimi dari manajer toko seperti itu? Seandainya yang membeli adalah lelaki, apa manajer toko akan memberinya ekspresi yang sama juga?," ujar salah satu perempuan kesal.
4. Apoteker Merasa Malu
"Saya punya pengalaman yang sangat lucu. Saya cukup berani dan meminta rincian tentang merek, rasa dan jenis kondom. Saya adalah pembeli rewel dan saya ingin tahu apa yang saya beli. Butuh waktu sekitar enam-tujuh menit untuk menyelesaikannya. Orang di toko itu merasa malu, dan ingin aku segera menyelesaikannya secepatnya. Jika saya melakukan hal yang sama untuk pakaian, make-up, makanan atau obat-obatan sederhana, masalahnya pasti berbeda. Mengapa kita harus memperlakukan kondom sedemikian rupa?," ungkapnya.
5. Mendapat Pandangan Sinis dari Orang Lain
"Saya pergi membeli sebungkus kondom dengan suami saya. Saya tidak mengenakan gelang, pakaian tradisional atau apapun yang mengindikasikan bahwa saya adalah seorang perempuan yang sudah menikah. Seorang perempuan paruh baya di toko itu melihat kami dari atas ke bawah dan memberi kami ekspresi jijik dan tak percaya! Mengapa? Karena mungkin kami tidak terlihat sebagai pasangan suami istri! Suami saya menghentikan saya tapi saya ingin memberinya informasi tentang hal ini," ujar perempuan lainnya.
6. Mendapatkan Senyuman Penuh Makna
Saya memiliki pengalaman yang mulus. Dari berjalan ke toko, mencari pilihannya, menanyakan tentang harga untuk membeli obat-obatan lain, semuanya berjalan baik dan tidak ada sedikit pun rasa malu. Tapi ketika saya pergi untuk membayar tagihan, perempuan di konter kasir itu dengan tersenyum padaku, dan berkata "Oh, pilihan bagus! Saya juga menggunakan yang satu ini. Saya harap Anda memiliki malam yang menyenangkan!". Saya balas tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Itu lucu. Mengapa dia sangat peduli dengan kehidupan seks saya? Dan siapa yang memintanya untuk mengucapkan semoga sukses? Plus, saya tidak pernah bertanya padanya mana yang dia gunakan," ujarnya.
7. Jadi Pusat Perhatian
Saya tidak memiliki hambatan dalam pikiran saya saat membeli kondom untuk pertama kalinya. Saya menganggapnya sebagai hal normal, tapi nampaknya tidak bagi orang di sekitar saya, mereka akan menilai saya untuk ini. Toko itu agak ramai dan saat orang-orang mendengar suara perempuan yang meminta kondom, semua orang berbalik. Mereka semua menatap dan saya bertanya-tanya mengapa? Saya memerlukan waktu untuk memahami apa yang terjadi dan tidak tahu bagaimana bereaksi selama lima detik. Saya keluar dari toko. Sekarang, saya membelinya secara online," katanya.