Suara.com - Benarkah harga rumah yang semakin tinggi memengaruhi gaya hidup milenial saat ini?
Menurut pakar industri, banyak generasi milenial melakukan traveling atau perjalanan saat ini karena mereka tahu tidak mungkin memiliki rumah sendiri di masa depan.
Donna Jeavons, Direktur Penjualan & Pemasaran untuk Contiki, yang mengkhususkan diri dalam perjalanan bagi milenial mengatakan, perusahaan memerhatikan adanya peningkatan tren bagi orang-orang muda yang menghabiskan uang untuk traveling.
Tahun ini, Contiki melihat kenaikan rata-rata 10 persen dari rata-rata klien mereka yang berusia 18 sampai 35 tahun. Jeavons menganggap, daya beli ekstra kaum milenial pada traveling karena mereka sadar keinginan memiliki rumah dalam waktu dekat sulit terealisasi.
Baca Juga: Generasi Milenial Habiskan Gaji untuk Ini
"Saya pikir urgensi membeli rumah saat ini sudah tidak ada lagi. Biaya untuk membeli, khususnya deposit, dirasa sangat mahal bagi banyak milenial saat ini dalam kehidupan mereka. Sehingga menabung untuk memiliki rumah terasa seperti latihan yang sia-sia belaka," ujar dia kepada The Independent.
"Sebaliknya, mereka memilih untuk hidup pada saat ini, di mana kita bisa sering melihat banyak Milenial berinvestasi dalam pengalaman di atas gunung atau bermain di alam," sambungnya.
Tokoh industri lain yang selama ini juga melayani Milenial sependapat akan hal ini. Chris Townson, managing director U by Uniworld, meluncurkan "Pelayaran Milenial" pertamanya pada bulan April 2018. Dia mengatakan, dirinya juga memerhatikan trennya.
"Kepemilikan properti jauh dari jangkauan banyak kaum muda pada tahap ini dalam kehidupan mereka, jadi kami melihat mereka lebih banyak berinvestasi dalam perjalanan dan pengalaman hidup sebagai tren yang pasti," ungkapnya.
Karena memiliki rumah di luar jangkauan banyak Milenial, uang ini mereia investasikan untuk menghasilkan lebih banyak pengalaman berkualitas dan perjalanan yang lebih baik.
Baca Juga: Demi Medsos, Satu dari Enam Milenial Tampil Pakai Baju Baru
"Pelanggan kami menghabiskan lebih banyak perjalanan daripada generasi sebelumnya. Tidak jarang kami melihat kaum muda menghabiskan 100 euro untuk akses ke klub pantai, seperti Pantai Nikki, karena mereka ingin memiliki pengalaman berkualitas saat mereka bepergian," ujar Townson.
Operator rur petualangan G Adventures baru-baru ini melakukan survei terhadap pelancong Milenial mereka untuk mempelajari kebiasaan mereka.
"Perjalanan untuk milenial telah menjadi kebutuhan," kata Managing Director Brian Young.
"Mereka mungkin juga ingin menabung untuk memiliki rumah, tapi mereka tidak akan melakukannya dengan biaya traveling mereka. Nantinya mereka akan menetap, membeli rumah, menikah dan punya anak, sehingga mereka memprioritaskan perjalanan saat mereka muda. Mereka mengesampingkan anggaran, dan menjadikannya bagian dari kehidupan mereka," jelasnya lagi.
Apalagi kata Jeavons, biaya perjalanan menjadi jauh lebih terjangkau selama beberapa tahun terakhir, dan akses untuk destinasi yang sebelumnya tidak dapat diakses juga sudah mudah.
Mungkin traveling keluar dan melihat dunia saat ini dapat diterima sebelum mereka menetap. Sebenarnya, ini juga sangat bermanfaat, untuk membantu Anda mengembangkan banyak keterampilan hidup. Namun, kata Brian, dia tidak akan berpikir bahwa Milenial benar-benar akan meninggalkan harapan mereka untuk membeli rumah.
"Saya pikir Milenial lebih cerdas dibanding generasi sebelumnya. Mereka sudah diberi kredit, dan akan melakukan perjalanan sambil menabung sesuatu, meski hanya sedikit," imbuhnya.
"Hanya saja, mereka memilih untuk membelanjakan penghasilan mereka dengan cara yang berbeda dengan generasi sebelumnya, yakni untuk perjalanan dan petualangan, daripada membawa ke cara yang lebih tradisional seperti memiliki rumah," lanjut dia.
Vivian McCarthy, Direktur Acacia Africa, setuju bahwa krisis perumahan telah mengakibatkan kaum milenial lebih banyak melakukan traveling.
"Saya pikir ini memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan, daripada terburu-buru mencoba untuk melakukan deposit, atau membeli rumah," tutup Vivian. (Independent)