Suara.com - Meski hanya terdiri dari kartu-kartu bergambar, tarot seringkali menjadi pilihan bagi banyak orang untuk membaca nasib atau mencari solusi dari masalah-masalah tertentu.
Tak heran jika pembaca kartu tarot, khususnya di Jakarta sangat mudah ditemui. Sebut saja mal, taman hiburan, pasar malam atau bahkan acara khusus seperti ulang tahun dan pernikahan.
Sejak dulu, tarot sering dikaitkan dengan hal-hal berbau klenik, mistis atau gaib. Tapi, tidak bagi Deddy Darmawan, bersama komunitasnya, yakni Komunitas Tarot Jakarta. Bagi Deddy, tarot justru jauh dari hal tersebut.
Baca Juga: Para Pembaca Tarot di Belantara Kosmopolitan Jakarta
Melalui tarot, dirinya bisa membantu membaca dan menawarkan solusi dari berbagai masalah masyarakat. Bukan meramal seperti yang kebanyakan orang kira.
"Semua permasalahan di dunia ini, ternyata sebenarnya penuh dengan pilihan jawaban dan pemecahan permasalahan. Melalui tarot, reader akan membacakan kartu untuk memberi beberapa pilihan tersebut ke klien dan klien akhirnya punya kuasa penuh untuk menyelesaikan sendiri masalahnya," jelas dia pada suara.com.
Untuk memperkenalkan profesi tarot reader sebagai profesi yang setara dengan profesi lainnya, tidak berunsur klenik, juga tidak bertentangan dengan SARA, pada Mei 2011 dibentuklah sebuah wadah bagi mereka yang memiliki ketertarikan batin dengan tarot.
Waktu itu, lanjut dia, namanya masih Klub Tarot Jakarta. Hingga akhirnya berubah menjadi Komunitas Tarot Jakarta di ulang tahunnya yang keenam, pada 12 Maret 2017.
Saat itu, lebih lanjut Deddy menjelaskan, selain dirinya, ada beberapa tokoh tarot lain yang membentuk komunitas ini, yakni Audifax, Madam Arra, Ata, Leo, Rendy Fudoh, Vito, Imelda, Aryo Putro, Didit Nugroho, Cahyo Budi Sulistyo, Ade, Boni Binoba, (Alm) Deniya Patricia, Hosea Bimo dan beberapa teman lainnya.
Baca Juga: Galau Soal Masa Depan ? Coba deh Serunya Ramalan Teh & Tarot!