"Kami mulai jalan Oktober ini (2017). Sekarang baru memiliki 360 koleksi buku. Tapi juga ada pinjaman dari Perpustakaan Dharmasraya 200 buku," jelas dia.
Bermodal bangunan TK terlantar, Rumah Baca Swarnabumi pelan-pelan menghias diri dengan cat warna-warni dan rak berisi buku, kemudian menjadi tempat berkumpul mencari ilmu serta melakukan kegiatan positif dan kreatif.
Meski koleksi buku terus bertambah, tapi mayoritas dari buku tersebut merupakan buku materi kuliah. Indra berharap akan banyak sumbangan buku yang diperuntukkan bagi anak-anak.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti, Menteri yang Tak Lulus SMP tapi Gemar Membaca
"Kami ingin punya koleksi novel yang berbeda dan buku untuk anak-anak," kata Indra lagi.
Rumah Baca Swarnabumi sendiri memiliki sekitar 15 relawan yang terdiri dari pemuda setempat Sungai Rumbai. Selain kegiatan rumah baca, Swarnabumi juga ingin mewadahi kreatifitas pemuda dan anak-anak Sungai Rumbai.
"Kalau hanya sekedar taruh buku, orang tidak akan ramai (datang). Kami ingin di sini punya banyak program seperti kelas fotografi, kelas bahasa asing, atau kelas menari dan musik," tambah pemuda lulusan STKIP PGRI Sumatera Barat tersebut.
Untuk terus tumbuh dan menambah koleksi bukunya, Rumah Baca Swarnabumi menerima donasi buku terbuka dengan alamat pengiriman Rumah Baca Swarnabumi, Jorong Bukit Berbunga, Sungai Rumbai Timur, Kecamatan Sungau Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat (27684).
Baca Juga: Cara Membaca Pikiran Manusia Mulai Terkuak
Kegiatan Rumah Baca Swarnabumi bisa sendiri bisa dipantau melalui akun media sosial instagram mereka @swarna.bumi atau rumahbacaswarnabumi.wordpress.com.