Suara.com - Untuk mengukur apakah kebiasaan belanja Anda tergolong aman atau nggak, cari tahu dulu tipe pembelanja seperti apakah Anda.
Impulsif
Si impulsif selalu membeli barang tanpa pikir panjang. Mereka sering gak berpikir dua kali untuk beli barang branded yang harganya sampai satu kali gaji. Setelah barang terbeli, baru deh tuh mereka merasa bersalah dan menyesal.
Kalau Anda termasuk dalam kategori si impulsif, kurangi jalan-jalan ke mal atau buka-buka website online store. Mulailah untuk membuat perencanaan keuangan di awal bulan untuk belanja dan mengatur pengeluaran.
Terencana
Tipe pembelanja seperti ini cuma beli barang-barang yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan. Disiplin bikin bujet dan mencatat keperluan yang harus dibeli tiap bulan menjadi kebiasaannya dalam berbelanja.
Selamat kalau Anda termasuk ke dalam tipe pembelanja seperti ini ya! Tandanya Anda udah cerdas dalam mengelola keuangan dan gak cuma beli barang karena nafsu sesaat.
Anti-mainstream
Si anti-mainstream selalu memprioritaskan membeli barang eksklusif dan lain daripada yang lain. Intinya, gak mau terlihat pasaran dalam soal gaya, liburan, dan lainnya. Alhasil, seringkali barang belanjaannya cenderung lebih mahal dibandingkan orang lain.
Kalau kamu termasuk tipe pembelanja kayak gini, coba mulai terapkan pola pikir bahwa nggak semua barang eksklusif itu harus beli. Kalau memang nggak mau punya barang pasaran, Anda juga bisa kok memodifikasi barang yang diproduksi massal jadi lebih terlihat unik dan berbeda.
Selfless
Si selfless bisa dikatakan sebagai orang yang kurang peduli sama diri sendiri. Dia lebih suka belanja untuk menyenangkan orang lain, seperti beli kado, oleh-oleh, maupun traktir teman atau keluarga.
Dalam pengaturan keuangan, si selfless jelas harus belajar mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Nggak lucu kalau suatu saat bokek gara-gara kebanyakan beli kado buat orang lain, sementara kebutuhan pribadinya terabaikan.
Bila Anda tipe pembelanja seperti si selfless, sebaiknya kamu data ulang apa yang jadi prioritasmu. Kalau emang bulan ini nggak ada bujet buat beli kado, nggak usah dipaksain.
Ngirit
Si ngirit tentunya punya kelebihan dalam hal menabung, tapi nggak jarang dia jadi pelit sama diri sendiri dan juga orang sekitar. Biasanya, mereka jadi pelit lantaran ingin menabung untuk dana darurat, padahal duit di rekeningnya masih banyak.
Ketika jalan-jalan ke mal, si ngirit cenderung untuk melakukan window shopping alias lihat-lihat barang dalam waktu yang lama, nyobain di fitting room, setelah itu nggak jadi beli. Alasan nggak jadi beli adalah kemahalan.
Malas keluar rumah
Si malas cenderung memilih online shop untuk belanja lantaran dia malas menyambangi pusat-pusat perbelanjaan.
Bisa jadi apa yang ia beli di online shop gak sesuai dengan ekspektasinya. Misalkan saat ia beli pakaian, nggak menutup kemungkinan pakaian yang ia beli ukurannya gak pas, karena nggak dicoba.
Atau warnanya nggak sesuai dengan yang dimuat dalam foto.
Jika punya karakteristik seperti ini, lebih baik kamu membiasakan diri untuk memperbanyak aktivitas di luar rumah dan kantor. Sesekali, belanjalah di pusat perbelanjaan guna menghindari kekecewaan.
Pada dasarnya belanja itu nggak salah kok, yang salah jika kamu kalap dan berantakan dalam mengatur pengeluaran.
Kalau sudah tahu Anda tipe pembelanja yang mana, sekarang bisa lebih cerdas ya dalam mengatur pengeluaranmu ke depan. Kalau keuangan sehat, hidup bakal lebih bahagia kan?
Baca juga artikel DuitPintar lainnya:
7 Tips Belanja Pakaian yang Hemat dan Cerdas Buat Pria Modern
Hey Ladies, Begini Caranya Belanja Kosmetik dengan Hemat, Aman, dan Cerdas
Yuk, Irit Belanja Pakai 3 Kartu Kredit Terbaik Supermarket Ini
Published by Duitpintar.com |