Suara.com - Otot tampak hebat karena latihan selama berbulan-bulan dan mengikuti diet ketat. Namun, seorang pemuda di Rusia mendapatkan lengannya yang mirip Hulk hanya dalam waktu satu bulan.
Kirill Tereshin memiliki otot bisep dan trisep berukuran lingkar 60 cm yang tidak proporsional dengan tubuh rampingnya.
Lelaki 21 tahun itu telah menyuntikkan Synthol, zat yang terdiri dari minyak, obat penghilang rasa sakit dan alkohol ke otot lengannya untuk membuatnya tampak mengembang. Begitu lapor Ruptly.
Umumnya dikenal sebagai 'fluffing', praktik ini populer dengan binaragawan yang mencari cara membuat ototnya cepat berkembang dengan usaha minimal.
Baca Juga: Balsem Panas Ternyata Tak Efektif Redakan Nyeri Otot
Dalam sebuah video terbaru, lelaki Rusia itu menunjukkan otot-otot lengannya yang menonjol yang sepertinya akan meledak setiap saat. Kulit lengan atasnya juga berubah warna ungu yang mengganggu, meski diskolamat disebut sebagai efek samping sementara.
Sebuah posting-an baru-baru ini di halaman Instagram Tereshin mengungkapkan, "Kaki sangat jauh tertinggal, tapi ini sementara."
The Sun melaporkan, Tereshin akan terus mengikuti sesi latihannya dengan suntikan Synthol. Dia juga memiliki impian untuk memecahkan catatan binaraga di masa depan. 'Fluffing', bagaimanapun sangat berbahaya.
Synthol mengeras dari waktu ke waktu, dan telah menyebabkan komplikasi seperti rasa sakit, kerusakan otot ireversibel, dan kerusakan seperti yang didokumentasikan dalam laporan medis selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2015, sebuah video yang menunjukkan ekstraksi simplisium Synthol dari lengan binaragawan mengejutkan netizen.
Baca Juga: Ketahanan Otot Perempuan Ternyata Dua Kali Lebih Kuat dari Lelaki
Pada tahun sama, lelaki lain dari Brasil yang kecanduan 'fluffing' hampir kehilangan tangannya setelah menyuntikkan zat mematikan ke dalam bisepnya. Racun di Synthol menyebabkannya mengalami gagal ginjal.
Meskipun Synthol dilaporkan legal untuk digunakan di Rusia, zat tersebut tidak dibolehkan oleh Administrasi Makanan dan Narkoba AS (FDA). Sehingga berpotensi menjadi bahaya bagi mereka yang tidak mengetahui efek buruk zat tersebut. (Asiaone)