Suara.com - Hari masih pagi ketika kami sampai di Macao, Rabu (25/10/2017) lalu. Tour guide kami, Cicilia Ng, sudah menanti kami dan langsung mengajak kami ke salah satu landmark kota ini, Macau Tower setelah kami sarapan dim sum.
Tidak seperti biasanya, perjalanan Jakarta-Macao hanya memakan waktu kurang dari lima jam, tanpa harus transit di Kuala Lumpur. Karena kali ini kami terbang dengan AirAsia yang baru saja membuka rute penerbangan langsung Jakarta-Macao.
Ada banyak alasan mengapa Macau Tower menjadi favorit wisatawan. Jika kebanyakan tempat wisata berada di daratan, ini berbeda. Pengunjung disuguhi ragam kegiatan yang menarik di udara. Di sini, langit adalah tempat bermain.
Ada berbagai pilihan Bagi pecinta kuliner, ada restoran yang bisa berputar 360 derajat sembari menikmati pemandangan kota dari atas awan. Bagi pecinta adrenalin, ada berbagai permainan yang pantang dilewatkan. Bungy jump, Skyjump, Skywalk hingga Tower Climb.
Berlokasi di Largo da Toree de Macao, bangunan menjulang ini memiliki tinggi 338 meter. Untuk memasuki Macau Tower, pengunjung bisa membeli tiket senilai 135 MOP atau sekitar Rp227.000. Gedung ini dibangun pada tahun 1998 oleh salah satu orang terkaya Macao, Stanley Ho Hung-Sun setelah kunjungannya ke Sky Tower di Auckland, Selandia Baru.
Sejak di Jakarta, kami, rombongan beberapa media Indonesia sudah deg-degan membayangkan aktivitas-aktivitas yang memicu adrenalin itu. Head of Indonesia Representative Macao Goverment Tourism Office, Devi Sari ‘menggoda’ kami dengan mengatakan bahwa kami wajib menjajal salah satu dari kegiatan itu.
“Asyik kok, udah jauh-jauh ke Macao, harus mencoba bungy jump atau sky walk,” ujarnya senyum-senyum saat media briefing.
“Kami sudah tua mbak,” jawab salah satu rekan media. Kami pun tertawa-tawa.
Sampai di Macau Tower, pengunjung sudah antre untuk naik ke observation lounge yang terletak di lantai 58. Di tempat itu, kami bisa menikmati keindahan Macao dari ketinggian. Dalam sekejap, lift membawa kami ke atas. Saking tingginya, telinga sebagian pengunjung berdenging.
Di observation lounge ini kami disuguhi pemandangan Macao yang menakjubkan. Seluruh batas ruangan ini adalah kaca tembus pandang dengan beberapa bagian lantai yang terbuat dari kaca, sehingga pengunjung bisa mengintip pemandangan Macao dari lantai tersebut.
Observation lounge di lantai 58 Macau Tower (Suara.com/Angelina Donna)
Tentu saja, bagi orang-orang yang takut akan ketinggian, seperti saya dan beberapa teman, menjejak di lantai kaca adalah perjuangan tersendiri. Saya mencobanya dan kaki saya tiba-tiba terdiam, enggan bergerak. Saya sempat berdiri mematung dan melangkah pelan-pelan melewati lantai kaca sambil mengintip pemandangan tembus pandang di bawah kaki.
Saya mengitari observation lounge ini sembari menikmati pemandangan Macao dari berbagai sudut. Anda bisa menyaksikan Semenanjung Macao, Taipa hingga Coloane. Tidak hanya itu, kawasan Cina yang berbatasan dengan Macao, Zhuhai pun terlihat jelas dari lantai 58 ini. Ada juga teleskop jika pengunjung ingin melihat Macao lebih detail. Tak ketinggalan, di sini Anda juga bisa memasang gembok cinta seperti di kawasan Pont des Arts, Paris.
Puas menikmati pemandangan cantik Macao, kami beranjak di lantai 61. Di lantai dengan ketinggian 233 meter inilah adrenalin siap dipacu. Ternyata, tidak satu pun dari kami yang berani menjajal kegiatan-kegiatan ekstrem ini. Kami hanya melihat-lihat dan menunggu pengunjung yang akan melakukan kegiatan ini.
Terlihat seorang petugas dari AJ Hackett, pengelola kegiatan ekstrem ini, sedang mengecek perlengkapan dan peralatan yang dipakai oleh seorang pengunjung yang akan melakukan bungy jump. Pengecekan ini penting untuk memastikan keamanan pengunjung saat menjajal salah satu kegiatan ekstrem ini.
Untuk melakukan bungy jumping komersial tertinggi di dunia ini, Anda harus membayar sedikitnya 3488 dolar Hongkong atau sekitar Rp6 juta rupiah. Untuk skywalk, pengunjung dikenakan biaya 788 dolar Hongkong atau sekitar Rp1.4 juta. Sedangkan untuk tower climb dan skyjump, masing-masing 2888 dolar Hongkong atau sekitar Rp4 juta dan 2588 dolar Hongkong atau Rp4,5 juta.
Berbeda dengan tiga kegiatan ekstrem yang berada di ketinggian 233 meter, khusus untuk Tower Climb, pengunjung bisa mencapai puncak menara di ketinggian 338 meter. Menarik bukan?
Seorang pengunjung yang kami temui, Teresa Yang yang berasal dari Taiwan tampak sedang bersiap-siap melakukan aksinya. Ia memilih skywalk. Sedangkan sang ibu, Liang Ru Ru baru saja melakukan skyjump.
Teresa Yang, wisatawan asal Taiwan menjajal skywalk (Suara.com/Angelina Donna)
“Masih terlalu lambat,” kata Teresa menirukan komentar ibunya soal skyjump. Kami pun tercengang kagum dengan keberanian ibu Liang.
Jika bungy jump pengunjung akan terjun bebas dan melambat di ketinggian 30 meter sebelum rebound ke atas, untuk skyjump, pengunjung diturunkan secara perlahan dari ketinggian 233 meter hingga ke tanah.
Setelah beberapa pengunjung melakukan bungy jump, giliran Teresa tiba. Ditemani seorang petugas yang juga bertindak sebagai fotografer, ia melangkah keluar dan berjalan perlahan mengelilingi Macau Tower sembari berputar 360 derajat.
Tidak tampak ketakutan di wajahnya. Sebaliknya, ia tersenyum lebar sambil sesekali berpose untuk pengunjung yang ingin mengabadikan fotonya dari dari balik tembok kaca menara, termasuk saya dan teman-teman. Sempat terbersit untuk menjajal skywalk, tetapi hingga detik-detik terakhir kami di lantai 61, tetapi hati tetap ragu.
“Bagaimana kalau saya malah tidak bisa bergerak di sana,” pikir saya khawatir.
Akhirnya saya tidak jadi menjajal skywalk. Rasa takut akan ketinggian masih menghantui saya. Kali lain mungkin, setelah mengumpulkan keberanian. Kami berpindah ke lantai 60, untuk menikmati makan siang di 360° cafe.
Sesuai dengan namanya, restoran ini bisa berputar 360°. Jadi, sambil menyantap makanan, kami bisa memandang Macao sembari berputar dari ketinggian. Jadi, jangan kaget ketika mengambil makanan, meja kalian tidak berada di tempat yang sama lagi.
Di sini, jenis makanan disajikan dengan model buffet. Anda bisa memakan sepuas hati. Jika tidak terlalu lapar, ada juga pilihan menu Tea Set. Menu makanan yang disajikan juga sangat beragam, mulai dari makanan Jepang, India hingga Portugis.
‘Petualangan’ kami memandang dan menikmati Macao dari ketinggian pun berakhir di sini. So, jangan ragu untuk mampir ke Macau Tower jika kalian berkunjung ke Macao!