"Mereka (pelanggan) setidaknya paling lama sebulan sekali potong. Tapi biasanya dua minggu sekali. Kalau dihitung setahun bisa 24 kali itu baru satu orang. Jadi bisnis dan profesi ini memang sangat menggiurkan," jelasnya.
Enrico mengakui biaya jasa potong rambut di pangkas rambut biasa dan barbershop memang jauh berbeda. Namun kata dia, harga yang dipatok sebanding dengan manfaat yang dirasakan pelanggan.
Dia mencontohkan, untuk gunting yang dipakai di barbershop rata-rata menggunakan produk yang mahal. Pasalnya jenis gunting yang dipakai akan menghasilkan potongan yang berbeda dan berdampak pada kualitas potongan rambut.
"Kita di Scissor n Co guntingnya saja bisa sampai Rp2 juta harganya. Dari kualitas hasil potongan beda sih jadi nggak bisa hanya sekedar tajam. Pada beberapa teknik kalau guntingnya nggak cocok hasilnya nggak dapat. Itu sebabnya untuk alat kita memang nggak sembarang beli," ujar lelaki yang menyukai gaya potongan klasik ini.
Baca Juga: Pangkas Rambut di Barbershop Jadi Tren Anak Muda 'Zaman Now'
Selain itu, Enrico juga mengatakan, jasa potong rambut di barbershop cenderung lebih mahal karena biasanya alat-alat yang digunakan juga dijamin hiegenitasnya. Ia mengatakan setiap alat yang selesai dipakai akan disterilisasi menggunakan mesin sterilizer sehingga aman digunakan okeh pelanggan berikutnya.
"Kita pakai sanitizer dan sterilzer yang mungkin nggak didapat di salon atau pangkas rambut lain. Karena saya pernah dapat cerita customer yang cuma gara-gara potong rambut dia tertular hepatitis. Itu yang coba kita jaga, hiegenitasnya," imbuhnya.
Selama tiga tahun mengemban profesi sebagai seorang barber, Enrico mengaku bahwa tantangan terbesar adalah bagaimana menghadapi customer yang beraneka ragam. Apalagi, bisnis yang dijajakinya adalah bidang jasa sehingga menjadi tugasnyalah membuat pelanggan mau kembali datang memakai jasanya.
"Kadang ada royal customer yang datang tapi nggak cukur, tapi bawa sesuatu untuk kita, itu bonus dari pelayanan kita ke customer yang sangat kita jaga," tandasnya.
Baca Juga: Gagal Jadi "Addie MS", Rama Widi Harumkan Bangsa lewat Harpa