Alasan Menjamurnya Gerai Kopi di Indonesia

Kamis, 09 November 2017 | 16:29 WIB
Alasan Menjamurnya Gerai Kopi di Indonesia
Ilustrasi kedai kopi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tren menyeruput kopi kini menjelma sebagai gaya hidup baru di Indonesia. Kedai kopi sederhana hingga premium, seakan berlomba menawarkan rasa otentik dari aneka ragam kopi lokal.

Pengamat gaya hidup dan kuliner, Kevindra Soemantri, mengatakan, tren 'ngopi' mulai menggeliat sejak 2014 silam tak hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Bahkan, di Inggris terjadi penurunan konsumsi alkohol, namun di satu sisi pembukaan gerai kopi semakin meningkat.

Di Indonesia, Kevindra mengatakan, 'ngopi' sebagai gaya hidup anak muda semakin kentara sejak penerbitan buku Filosofi Kopi karya Dewi Lestari dan penayangan film dengan judul yang sama. Kedai-kedai kopi lokal bermunculan di mall hingga sudut-sudut jalan.

"Di Indonesia kenapa ngopi jadi gaya hidup itu karena tren dibangun seperti itu. Memang ada pertumbuhan minum kopi terutama sebelum Film Filosofi Kopi mungkin levelnya B+, tapi setelah novel dan film itu muncul, konsumen kopi langsung meningkat tajam bahkan level ekonomi B- pun minum kopi," kata Kevin dalam temu media yang dihelat Halodoc di Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Baca Juga: Cuma di Kedai Kopi Ini, Jajaran Barista dan Pelayannya Berbikini

Selain pengaruh film, Kevin mengungkapkan, budaya ngopi yang sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak dahulu kala juga menjadi alasan mengapa 'ngopi' kini menjadi tren di kalangan anak muda. Dia menganggap ngopi sebagai wujud dukungan anak muda terhadap produk lokal karena Indonesia juga dikenal sebagai penghasil biji kopi terbesar di dunia.

Peningkatan konsumsi kopi di Indonesia, kata Kevin bisa dilihat dari statistik yang menunjukkan, kini konsumsi kopi mencapai 174 persen dari tahun 2000. Dia pun memprediksi tren ngopi akan bertahan lama di Indonesia dibandingkan tren kuliner lainnya.

"Tren kopi akan bertahan lama di Indonesia lebih karena budaya. Indonesia punya budaya kopi kuat sebelum ada tren kopi. Kalau ada unsur budaya pasti bertahannya akan lebih lama dibandingkan tren food truck karena disamping butuh lahan parkir, itu juga bukan budaya kita sehingga sekarang meredup," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI