Suara.com - Para peneliti telah mengidentifikasi, hubungan jangka panjang seakan menjadi 'jendela' untuk perempuan, di mana mereka kemungkinan besar akan selingkuh dari pasangannya.
Mereka menemukan, perempuan cenderung melakukan perselingkuhan antara enam sampai 10 tahun bersama seseorang.
Namun, ketika peneliti melihat tingkat ketidaksetiaan lelaki, studi tersebut menemukan bahwa 'jendela' tersebut kurang spesifik, di mana lelaki cenderung berselingkuh setelah 11 tahun bersama.
Peneliti melakukan dua studi terpisah yang mengamati 423 peserta, masing-masing diminta menyelesaikan survei mengenai pentingnya menahan godaan terhadap perselingkuhan.
Baca Juga: Mengapa Perempuan yang Diselingkuhi Jadi Terlihat Lebih Hot?
Mereka juga menuliskan kemungkinan mereka akan berselingkuh pada pasangannya karena mendapat kesempatan.
Penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Sex Research menyimpulkan, beberapa faktor menyebabkan orang menahan diri untuk tidak melakukan perselingkuhan. Namun, lebih sering hal ini terkait dengan keinginan mempertahankan standar moral, dan rasa takut sendirian.
Temuan mereka yang berkaitan tentang perselingkuhan perempuan membuktikan gagasan yang diabadikan dalam teori 'seven years itch', istilah psikologis yang menunjukkan hubungan mulai berkurang kualitasnya setelah tujuh tahun bersama pasangan.
Ini adalah tren yang secara historis dianggap mendukung alasan perselingkungan oleh statistik perceraian, yang menunjukkan banyak pasangan berpisah di sekitar periode waktu ini.
Namun, menurut data terbaru yang dikeluarkan oleh Kantor Statistik Nasional, durasi rata-rata perkawinan yang berakhir dengan perceraian di Inggris berfluktuasi antara 8,9 dan 12,2 tahun.
Baca Juga: Kejam! Kakaknya Selingkuh, Adik Perempuannya Dipaksa Bugil
Meskipun data tersebut mungkin melampaui tahun ketujuh, namun ini mencakup waktu yang dikutip oleh penelitian berkaitan dengan perempuan. Karena itu, masuk akal jika mereka cenderung berselingkuh selama tahun-tahun ini. (Independent)