Terbaru di Seminyak, Makanan Multisensori ala Salazon

Chaerunnisa Suara.Com
Rabu, 08 November 2017 | 19:42 WIB
Terbaru di Seminyak, Makanan Multisensori ala Salazon
Salazon (Folio Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salazon adalah restoran dan bar baru yang bergaya chic-industrial di Seminyak, Bali, dengan fokus pada proses memasak menggunakan kayu bakar, daging dan ikan yang diawetkan, diasap dan dipanggang. Desain Salazon yang spektakuler mengingatkan suasana di New York, Paris maupun Sydney.

Salazon berarti metode pengasinan, berbagai proses dry-aged, pengasaman dan fermentasi yang dapat dilihat oleh para tamu, dan menambah keistimewaan acara makan siang serta makan malam Anda.

Salazon adalah proyek pertama dari En Vie Lane, sebuah pusat gaya hidup baru yang dibuka di jantung Seminyak dan merupakan rumah bagi beragam venue yang menawarkan berbagai pilihan menakjubkan untuk bersantap, minum, bersenang-senang dan menghabiskan waktu luang.

Salah satu hal yang terutama di Salazon adalah oven Scotch seberat 5,8 ton. Oven kayu bakar ini tetap menyala 24 jam sehari pada suhu yang berbeda untuk menghasilkan berbagai makanan mulai dari roti hingga ikan, unggas dan daging panggang. Oven ini menggunakan tiga jenis kayu untuk menghasilkan bara api yang digunakan untuk memanggang, mengasapi dan seluruh proses memasak lainnya di dapur, bahkan abu kayu dari proses pembakaran ini pun digunakan.

Baca Juga: Nikmati Seafood hingga Masakan Mediterania di Bar Seminyak Ini

Oven Scotch ini memberikan panas ke seluruh dapur dan merupakan inspirasi bagi keseluruhan konsep Salazon. Dapur besar yang bergaya terbuka dengan tempat duduk tinggi yang diatur di sepanjang konter, mengajak pengunjung menikmati pengalaman visual proses persiapan makanan yang menyeluruh; mulai dari memesan makan, sambil merasakan hangatnya oven.

Ada juga meja dengan kursi-kursi indah di ruang utama serta area makan yang lebih pribadi. Ruang makan private menyediakan suasana lebih intim yang menarik, dengan desain sederhana namun mewah. Suasana yang ramai dan semarak di seluruh restoran mengundang para tamu untuk berlama-lama dan menikmati pengalaman Salazon mereka.

Segala sesuatu yang disajikan di restoran ini dibuat di restoran ini sendiri; daging dry-age, charcuterie, bahkan roti sourdough dan mentega disajikan dengannya. Tim ahli di Salazon membuat sendiri cuka saus tomat, saus cabai, es krim dan kue kering.

Executive Chef Paul Lewis merencanakan menu dengan masak, dan menggunakan timeline yang berbeda dalam proses pengeringan karena panjangnya proses pengeringan daging dan pengasaman bahan-bahan tentu memakan waktu yang berbeda dengan proses untuk membuat cold cuts dari bebek, ikan, burung dara, ayam, daging babi dan daging sapi. Ikan tenggiri
Spanyol dikeringkan selama sembilan hari, untuk menghilangkan bau amisnya dan memberi cita rasa yang halus dan lezat.

Hidangan favorit para tamu di Salazon termasuk Chopped Tuna – dry aged loin, yang kemudian diasap dan disajikan dengan tattie scone dan sea urchin; Tartare dry aged daging sapi - 4
potongan daging sapi yang berbeda, digabungkan dengan lemak daging sapi yang telah diasinkan, garam, merica, daun bawang dan kemudian disajikan dengan krim terung, acar dan kerupuk rumput laut; Chorizo??

Baca Juga: "Perkawinan" Canggih dan Seni Restoran Thailand di Som Chai

Sanga – chorizo yang dikeringkan selama 30 hari, brioche, saus tomat buatan sendiri dan adas atau babi guling yang populer. Semua makanan mulai dari hidangan pembuka hingga hidangan penutup bisa disantap bersama-sama ataupun dinikmati sendiri.

Semua bahan, kecuali daging sapi di dapatkan secara lokal, termasuk daging domba lokal. Untuk daging babi, Chef Paul telah memiliki hubungan yang baik dengan para produsen daging babi organik di Bedugul, serta supplier bahan baku hasil laut yang berhubungan dengannya secara langsung untuk menawarkan hasil laut yang segar setiap harinya.

"Saya berdarah keturunan Skotlandia tapi merupakan generasi kedua di keluarga saya yang berkewarganegaraan Australia. Dari situ lah saya mengenal tradisi dry age, mengasap dan memanggang di negara-negara ini yang telah memberi saya ilham mengenai Salazon," kata Executive Chef Paul Lewis.

"Ketika orang berpikir tentang kayu api, mereka cenderung memikirkan pizza, tapi di sini kami lanjutkan prosesnya ke tingkat lebih lanjut sehingga secara intrinsik hampir semuanya yang ada di restoran ini, bahkan koktail kami pun memiliki aroma asap," sambungnya.

"Bagi saya, hal ini merupakan gaya memasak murni yang telah lama bertahan, tanpa peralatan modern, menggunakan proses penuaan, mengasap dan mengawetkan secara tradisional. Memasak dengan gaya asli atau kembali ke dasar, seperti yang akan dilakukan nenek saya," tutup dia. 

Interior Salazon yang memukau dirancang oleh Ushers by Design. Area restoran merupakan ruang yang besar dan panjang dan dengan sengaja menciptakan pemandangan yang menakjubkan bagi para tamu saat mereka berjalan masuk.

Pandangan mata para tamu akan tertumpu pada penggunaan kayu jati dan lantai keramik di ruangan ini, di mana wine cellar dan dry aged room berada, memukau para tamu dari sejak mereka melangkah masuk. Walau begitu, para tamu dijamin tidak akan merasa asing dan tidak nyaman, tetapi justru sangat tertarik dan menikmati berada di dalam ruangan yang juga bernuansa Indonesia dan Bali ini. Jendela melengkung yang menampilkan karya seni dari hewan asli Indonesia dan di atas bar ada artwork keluarga rusa-manusia dalam lanskap Bali yang dramatis.

Sebuah peta Indonesia yang terbuat dari keramik terpahat pada bar, dan meja makan yang terbuat dari kayu suar terlihat kontras dengan meja makan dari kayu jati solid yang memiliki ukiran ilustrasi cakrawala Kota Jakarta. Di ruang makan pribadi, dindingnya ditutup dengan lapisan kayu bertekstur dengan karpet hitam, begitu juga dengan kabinet pengawet untuk menunjukkan berbagai makanan yang di fermentasi.

Meja makan kayu suar dengan sepuluh kursi memiliki sandaran kursi tinggi berlapis warna semangka pucat yang lebih feminin untuk menambahkan kontras. Di langit-langit tergantung lampu yang besarnya hampir sebesar meja itu sendiri. Seniman, desainer dan pemasok lokal digunakan sebisa mungkin di semua area restoran ini. Setiap bahan yang digunakan bersumber di Indonesia dan setiap perabot dan dekorasi dirancang dan dibuat di Indonesia.

Berbagai pilihan koktail di Salazon dirancang oleh Helmut Roessler, Corporate Director of Food & Beverage dengan mengikuti tema asap kayu bakar untuk melengkapi sajian makanan dengan sempurna.

Troli negroni untuk membuat negroni asap yang nikmat di depan para tamu di meja atau terdapat lift antik yang cantik untuk membawa para tamu ke lantai dua atau area lounge, ruang di mana makanan, minuman, musik dan fashion serta karya seni bergabung menjadi satu dan secara unik menciptakan pengalaman ala En Vie.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI