Suara.com - Perempuan di banyak negara yang memiliki empat musim selalu bermimpi memiliki kulit lebih gelap dan eksotis, layaknya perempuan di negara-negara yang memiliki iklim tropis.
Untuk mencapai tujuan itu, banyak dari mereka yang menggunakan sunbed, yakni alat pemanas berbentuk kasur, diklaim mampu membuat warna kulit lebih gelap dan eksotis. Sayangnya, cara ini tidak sepenuhnya aman. Bahkan, bisa meningkatkan risiko kanker kulit yang lebih besar.
Inilah yang dialami seseorang yang sangat suka berjemur dan menggunakan sunbed, hingga dia disebut sebagai 'pecandu berjemur'. Dia membagikan gambar mengejutkan yang menunjukkan bagaimana perjuangannya melawan kanker kulit, yang membuatnya memiliki lubang besar di bagian pipinya.
Elaine Sheaf telah menjalani 15 prosedur melelahkan sejak dirinya didiagnosis tumor di wajah pada tahun 2013, yang menurutnya mungkin disebabkan pemakaian sunbed empat dekade yang lalu.
Baca Juga: Sering Berjemur di Pantai, Awas Kanker Ganas Ini Menghantui
Perempuan dari Rochester, Kent, berusia 62 tahun itu bahkan telah melakukan cangkok kulit dari balik telinga, paha, bahu dan kelopak matanya untuk merekonstruksi wajahnya setelah tumor diangkat.
Dokter telah berulang kali memotong bagian yang lebih besar di kulit wajah Elaine wajah untuk mencegah melanoma maligna menyebar. Bahkan, sebagian besar dari wajahnya, termasuk tulang pipinya dibuang oleh dokter.
Mantan kasir bank tersebut akhirnya memiliki lubang menganga di wajahnya, dan mengatakan dirinya takut untuk meninggalkan rumah.
Dia juga diberi teknik make-up khusus dari departemen di rumah sakit. Namun, Elaine merasa tindakan itu terlalu ekstrim, karena sudah kehilangan tulang pipi wajahnya.
Meski dia sudah menjalani operasi ekstrem, Elaine dan suaminya, Jeff, telah diberitahu bahwa kanker telah menyebar ke paru-parunya setelah dua nodul ditemukan dengan pet scan.
Baca Juga: Ingin Jantung Sehat? Sering-seringlah Berjemur
Pasangan inu berharap bahwa gambar dari perawatannya dan dampak penyakit pada wajahnya, akan membuat orang sadar dan menghindari sunbed, yang mereka percaya adalah salah satu faktor utama di balik kanker yang ia derita.
"Saya sebenarnya cukup dengan kulit putih yang saya miliki, tapi saya ingin memiliki efek sedikit terbakar, itu adalah tujuan saya. Saat kita menggunakan kita tertawa, dan mengatakan kita tampak seperti stroberi, itu begitu bodoh," ungkapnya.
"Saya meminta semua orang untuk mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan pencegahan, khususnya ketika berlibur dan jangan gunakan sunbeds," sambungnya.
Pada 1995, Elaine memiliki tahi lalat kecil di pipinya tapi dokter menyatakan dia tidak perlu khawatir. Setelah bertemu dengam teman lama yang sudah tidak pernah dia temui selama bertahun-tahun di 2013, dia menunjukkan tahi lalat tersebut, dan mengatakan bahwa tahi lalat itu semakin lama semakin tumbuh.
Elaine mengunjungi dokter dan kemudian dermatolog segera mengkonfirmasi bahwa itu kanker kulit. (Independent)