Suara.com - Berburu kuliner khas di suatu daerah yang saya kunjungi abalan keharusan. Untuk makanan, memang saya tidak pernah sungkan mengeluarkan uang, meski terbilang mahal untuk ukuran orang Indonesia kebanyakan.
Tetapi lewat kuliner kita juga bisa menyusuri jejak budaya dan sejarah dari daerah yang kita kunjungi. Seperti ketika saya dan beberapa teman media berkunjung ke Macao atas undangan Macao Government Tourism Office (MGTO) yang bekerjasama dengan maskapai penerbangan AirAsia.
Sebenarnya, dalam jadwal tidak tertera kunjungan ke Lord Stow’s Bakery, toko penjual Portuegese Egg Tart ( (Tart Telur Portugis)) yang terkenal ini. Tetapi, di sela-sela jadwal yang padat, akhirnya kami memiliki waktu untuk mampir ke toko asli Lord Stow’s Bakery yang tarletak di kawasan Pulau Coloane. Untuk ke Coloane dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dari pusat Macao.
Tidak hanya di Macao, konon egg tart yang satu ini adalah salah satu egg tart terenak di dunia. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mencicipinya. Ironisnya, pemilik Lord Stow’s Bakery bukanlah orang Portugal, tetapi seorang Inggris bernama Andrew Stow. Karena ketenarannya, egg tart ini juga dikenal dengan egg tart Andrew. Bahkan, orang-orang lokal lebih mengenal nama egg tart Andrew ketimbang Lord Stow’s Bakery.
Didirikan sejak September 1989, Andrew sebelumnya bekerja di restoran terkenal di Macao kala itu, Hyatt’s Alfonso’s Restaurant. Akhirnya ia memutuskan untuk mendirikan Lord Stow’s dengan membuat egg tart tradisional Portugis, Pasteis de Nata.
Kue ini awalnya diciptakan di Lisbon, Portugal pada tahun 1837. Dimodifikasi dengan sentuhan rasa kuliner Inggris, Portuegese Egg Tart buatan Andrew ini berhasil menjadi salah satu kebanggaan Macao dan bertahan hingga saat ini.
Saya membeli satu kotak egg tart yang berisi enam buah egg tart. Harganya sekitar Rp84.000 saja. Tetapi bisa juga membeli satuan dengan harga Rp17.000. Teman dari MGTO, Dina Scheffer yang telah membeli lebih dulu dan mencicipinya dan langsung menyukainya.
“Enak banget ini mbak,” katanya sambil memakan Portuegese Egg Tart di tangannya.
Langsung saja saya membukanya kotak dan mengambil satu egg tart untuk dicoba. Dari tampilannya saja sudah cukup menggiurkan. Tidak seperti egg tart biasa yang berwarna kuning, permukaan custard berwarna kuning kecokelatan karena dikaramelisasi pada suhu rendah, sehingga memberikan sedikit tampilan 'creme brulee' custard.
Tidak salah ucapan Dina. Egg tart ini benar-benar enak. Kulit pastrinya lembut, rasa custard ‘rich’ dengan rasa telur agak dominan. Benar-benar memanjakan lidah. Namun, bagi Anda yang tidak suka manis, mungkin rasa manis egg tart ini agak ‘berlebihan’. Tetap tetap layak dicoba.
Jika tidak sempat ke tempat aslinya di Pulau Coloane, jangan khawatir. Di Macao, terdapat tujuh outlet Lord Stow’s Bakery. Salah satunya terdapat di The Venetian. Selain egg tart terdapat variasi kue lain yang tak kalah menggiurkan. Sayang, karena waktu terbatas, saya tidak sempat mencoba kue-kue lain selain Portuegese Egg Tart.
Andrew sendiri telah meninggal dunia pada tahun 2006. Kini bisnis Portuegese Egg Tart dikelola oleh anak-anaknya, Audrey Stow dan Eileen Stow.