Suara.com - Kehadiran bayi baru memang bisa membuat hubungan 'meledak' seperti dilempar granat. Sebuah studi terbaru oleh Murdoch Children's Research Institute menunjukkan, kunci untuk kepuasan emosional dan seksual pascakelahiran terletak dari lelaki yang menjadi ayah.
The Maternal Health Study menyelidiki kesehatan dan kesejahteraan lebih dari 1.500 ibu usai melahirkan, menanyakan tentang kenikmatan seksual dan kepuasan emosional pada tahun pertama dan setengah tahun setelah melahirkan. Kelompok yang lebih kecil tiga tahun kemudian ditanyakan kembali mengenai hal itu.
Apa yang mereka temukan adalah, sementara kepuasan seksual tampak membaik dalam 18 bulan setelah melahirkan, kepuasan emosional tampak menurun.
Namun, itu tidak sesederhana 'kehidupan seks yang bahagia, kehidupan emosional yang menyedihkan'. Ingatlah, 'perbaikan' dalam kepuasan seksual sebenarnya adalah perbaikan pada bagaimana perasaan mereka setelah melahirkan. Yang penting, temuan penelitian menyoroti sejauh mana kepuasan seksual dan kepuasan emosional terkait.
Baca Juga: Ini Sembilan Langkah Tingkatkan Keberhasilan Program Bayi Tabung
Dan apa yang membedakannya dengan kepuasan emosional? Bukan ayah baru yang membawa pulang bunga seminggu sekali. Bukan ayah yang memberi tahu pasangan mereka bahwa mereka masih cantik dengan perut tiga bulan pascamelahirkan. Namun, ayah yang berbagi pekerjaan rumah tangga.
Ayah yang memainkan peran setara dalam kondisi ibu yang baru melahirkan mungkin tidak akan ditampilkan dalam iklan Lynx, dalam waktu dekat. Namun, ketika mereka berbagi keterlibatan dalam tugas rumah tangga, inilah yang memberi perbedaan paling besar bagi kepuasan emosional ibu baru yang sedang belajar mengasuh anak.
Mengasuh anak tidak terlalu menyenangkan
Perempuan yang pasangannya kadang-kadang 'membantu' dengan pekerjaan rumah tangga, dan bukannya berbagi beban adalah kepuasan yang paling tidak terpuaskan, dan ketidakpuasan itu meningkat seiring berjalannya waktu. Seperti yang dialami Dani, ibu dari Arlo (3).
"Sebelum kita memiliki Arlo, suami saya dan saya memiliki apa yang saya anggap sebagai hubungan yang baik. Tapi melihat ke belakang, karena kami berdua mandiri dan bekerja, kami tidak pernah harus benar-benar menegosiasikan ruang domestik itu," ungkapnya.
Baca Juga: Awas! Bisa Jadi Anda Beri Makan Bayi dengan Bahan Kimia
"Begitu Arlo datang, semuanya berubah. Dalam beberapa bulan pertama Anda dikepung secara emosional dan fisik, dan kami tidak pernah membicarakan siapa yang akan melakukan apa. Kurasa kita baru saja kembali ke peran yang pernah kita lihat di keluarga kita sendiri selama masa kecil. Begitu suami saya kembali bekerja, selain merawat bayi baru sepanjang waktu, saya juga menjadi pembantu rumah tangga, memasak dan membersihkan rumah," sambungnya.