Suara.com - Karen merupakan salah satu perempuan pertama di Australia yang menjalani suntik botox di otot vaginanya. Itu dilakukan sebagai upaya untuk menghadapi rasa sakit panggul yang menyakitkan yang mencegah dia dan suaminya memiliki anak yang sangat didambakan.
Setelah awal pernikahannya di tahun 2011, tanda-tanda rasa sakit perut yang dia anggap tidak terlalu serius, berkembang menjadi kram parah dan mengancam impian mereka untuk memulai sebuah keluarga. Karen berjuang hidup tanpa obat penghilang rasa sakit, dan menjalani serangkaian tes serta berkonsultasi dengan dokter. Dia menceritakan kisahnya dengan kata-katanya sendiri.
Saat itu, saya merencanakan pernikahan untuk bulan November awal 2011, ketika entah dari mana jam biologis saya mulai berdetak sangat keras. Keinginan untuk memiliki anak tiba-tiba dan intens seperti sebuah saklar telah diaktifkan. Sejak saat itulah kebutuhan untuk memiliki seorang anak selalu ada dalam pikiran saya.
Mendekati hari pernikahannya yang semakin dekat, Karen mulai menyadari sedikit rasa sakit dan kelainan dalam siklus haidnya. Namun, dia terlalu sibuk untuk berpikir banyak. Dalam beberapa minggu setelah pernikahannya, dia mulai mengalami nyeri di daerah panggul, dan melakukan hubungan seksual menjadi sangat menyakitkan. Karena rasa sakit yang semakin intensif, dia pun menjalani ultrasound pelvis ditemukan memiliki kista di indung telurnya.
Baca Juga: Selain Kecantikan, Suntik Botox Untuk Obati Saraf
Perawat yang membantunya menolak memberi tahu apa yang telah dilihatnya, dan bertingkah seolah Karen tidak akan pernah memiliki anak.
Setelah menjalani laparoskopi untuk mengeluarkan kista, Karen pun didiagnosis memiliki endometriosis. Pakar ginekolog memberi tahunya tindakan terbaik yang harus dilakukan adalah menggunakan obat yang akan membuatnya mengalami menopause sementara selama enam bulan, dan kemudian mencoba untuk segera hamil.
Setelah empat bulan gejala mengerikan ditambah nyeri panggul terus berlanjut, Karen mencari pendapat kedua dan diberi pilihan pengobatan lainnya.
Ginekolog baru yang ditemuinya mengkhususkan diri pada nyeri pelvis. Dia melakukan pemeriksaan menyeluruh, dan menilainya menderita nyeri pelvis kronis, termasuk otot dasar panggul yang terlalu aktif. Otot-otot ini merupakan faktor kunci yang menyebabkan rasa sakit terus-menerus di dekat pinggul, dan rasa sakit saya selama dan setelah berhubungan intim.
Rasa sakit bahkan membuat tidak mungkin memakai celana, terutama jins. Bahkan, saat Karen mencoba berbaring di tempat tidur untuk tidur adalah pengalaman yang menyakitkan karena tubuhnya ingin bersantai, tapi ototnya terlalu kencang.
Baca Juga: Ini Beda Suntik Botox dan Filler
Dokter menyarankan agar Karen melakukan suntik botox ke otot dasar panggul dalam upaya membuat otot-ototnya rileks. Karen harus membayar beberapa ratus dolar untuk menutupi harga pembelian botox yang dijual, karena dia mengatakan tidak mendapat subsidi pemerintah yang menganggap pengobatan itu sebagai pengobatan medis yang tepat untuk nyeri panggul saat itu.