Suara.com - Hobby travelling bisa mengantar Anda ke sebuah pintu yang mengubah hidup. Hal inilah yang dialami oleh seorang Flora Christin Butar Butar, satu-satunya "classic female longboarder surfer" di Indonesia. Berawal dari travelling, Ia banyak menemukan tempat – tempat indah. Mulai dari pegunungan hingga lautan. Namun akhirnya, gadis kelahiran Sumatera Utara, 3 Desember 1991 ini melabuhkan hatinya pada ombak pantai di Indonesia. Kehidupan di Jakarta yang kurang bersahabat membuat Flora mengambil keputusan besar dalam hidupnya.
"Sejujurnya saya merasa hancur saat meninggalkan Jakarta. Dari mulai masalah keluarga dan kerjaan. Saya sama sekali tidak bahagia saat itu, rasanya seperti ada yang hilang dalam diri saya. Nah terus saya keluar dan memutuskan untuk traveling selama dua bulan," kata Flora saat diwawancarai suara.com.
Sejak memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Jakarta dan berbekal uang tabungan, Flora memilih untuk travelling keliling Indonesia dari Sumatera hingga Papua dan Asia Tenggara sambil menjalankan bisnis open trip. Setelah berkelana, Februari 2016 Flora memutuskan untuk menetap di Bali dan mulai bersahabat dengan ombak. Ombak bukan hal baru bagi Flora. Dalam perjalanannya ke beberapa destinasi, ia mulai mencoba untuk belajar surfing hingga akhirnya jatuh cinta dengan profesi ini.
"Saya sudah pernah surfing di beberapa tempat seperti Bali yaitu di Canggu, Jasri, Legian dan Kuta. Selain itu pernah juga di Cimaja dan Batu Karas, Jawa Barat, kemudian di Srilanka hingga Jepang," tuturnya.
Pengalaman surfing di beberapa tempat tersebut membuat Flora percaya diri untuk ikut serta di beberapa kejuaraan seperti Deus 9 ft and single, Asian Tour di Canggu dan Makinohara, Jepang, Filipina dan Kep. Hainan.
Menjadi surfer adalah pilihan profesi yang tak umum, apalagi di kalangan perempuan. Terlebih lagi keluarga pun tak lantas menerima keputusannya untuk fokus menjalani kehidupan sebagai seorang surfer. Tantangan demi tantangan saat berjibaku dengan ombak justru membuat Flora komit atas pilihannya. Bisa menaklukkan ombak adalah kepuasan yang tak ternilai harganya. Profesi sebagai surfer justru membuat sosok Flora kini makin dikenal bahkan menuai apresiasi dari berbagai kalangan.
"Kalau menurut saya menjadi surfer adalah pilihan hidup. Berselancar di lautan dan merasakan adrenalin yang luar biasa, kemudian cara kita berselancar bisa dilihat banyak orang, itu adalah kebahagiaan tersendiri. Selain itu banyak kesempatan baru yang bisa kamu dapatkan. Jika saya tidak pernah mencoba surfing, mungkin saya tidak menjadi Flora seperti yang sekarang dikenal. Saya juga tidak mungkin dapat kesempatan untuk diliput oleh ESPN Women yang akan tayang di 25 negara."
Meski sudah berselancar di banyak tempat, Flora masih bercita-cita untuk bisa surfing di Hawai dan California. Saat ini ia fokus berlatih untuk kejuaraan di Nosa, Australia tahun depan. Ia berharap pemerintah pun ikut andil memberi dukungan bagi para surfer Indonesia yang berlaga di berbagai kejuaraan internasional.