Suara.com - Puluhan pencinta lingkungan pegiat olahraga snorkeling dan diving dari seluruh Indonesia baru saja berkumpul di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Mereka mengaku merasa gemas dengan banyaknya sampah yang menumpuk di lokasi eko wisata andalan DKI Jakarta tersebut.
Tercatat, sebanyak 22 orang divers atau penyelam melakukan pembersihan area depan Pulau Pramuka untuk mencari sampah yang ada di permukaan pulau berpenghuni 2.000 jiwa tersebut.
Bukan hanya bawah laut, sampah permukaan juga ikut diangkut oleh sekitar 65 orang peserta yang terkumpul dalam acara Indonesia Youth Marine Debris Summit 2017.
Pada kegiatan tersebut, sampah plastik menyumbang angka tertinggi dan paling banyak dengan presentase 49 persen dari sampah yang ditemukan. Sampah tersebut termasuk di dalamnya plastik PET, plastik kemasan, plastik kresek hitam, plastik benang tebal, plastik minuman gelas, plastik sedotan, dan plastik tutup botol.
Baca Juga: Kepulauan Seribu Berbenah dan Perketat Akses Masuk di 2018
"Susahnya (mengelola) sampah yang di laut itu karena kualitasnya jelek. Maka biasanya akan dibuat ecobrick lalu sisanya yang bisa dimanfaatkan akan dibawa kepengepul logam. Sisanya lagi, akan di bawa ke daratan utama dan diolah tergantung sampahnya," ucap Founder Divers Clean Action sekaligus penyelenggara acara Indonesia Youth Marine Debris Summit tersebut 2017, Swietenia Puspa Lestari.
Acara tersebut disambut baik oleh Kepala Taman Nasional Kepulauan Seribu, Evi Haerlina yang ikut menyaksikan program pembersihan tersebut.
"Saya sangat senang sekali adik-adik bisa datang ke sini. Ini program yang bagus untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi sampah. Sampah di sini juga bukan hanya dari penduduk setempat, tapi juga dari daratan utama Jakarta," kata Evi.
Baca Juga: Kota Tua hingga Kepulauan Seribu Diusulkan Jadi Warisan Dunia