Suara.com - Sebagai salah satu lokasi ekowisata bahari ternama di Indonesia, Taman Nasional Kepulauan Seribu menjadi salah satu tempat terfavorit berlibur masyarakat perkotaan, khususnya yang tinggal di kawasan Jabodetabek.
Terdapat tiga akses utama menuju Taman Nasional dengan luas 45 km tersebut, yaitu lewat Dermaga Marina Ancol, Dermaga Kali Adem di Muara Angke dan di Sunda Kelapa. Sayangnya, akses yang begitu terbuka membuat jumlah pengunjung yang memasuki area Taman Nasional Kepulauan Seribu tidak dapat terpantau dan terhitung dengan baik.
"Sampai sat ini belum ada yang mengkoordinir karena kita harus melakukan kordinasi dengan stakeholder di sana. Wisatawan (lokal) hanya ditargetkan 10 ribu orang pertahun sedangkan untuk wisatawan asing hanya 500 orang. Tapi saya yakin lebih dari itu," kata Kepala Taman Nasional Kepulauan Seribu, Evi Haerlina, saat ditemui Suara.com di Pulau Pramuka, Kamis, (26/10/2017).
Evi mengaku, areal Taman Nasional Kepulauan Seribu terus melakukan pembenahan baik dari segi insfrastuktur maupun sistem pendataan dan kebersihan taman nasional. Utamanya, tambah Evi, bagaimana nantinya tidak sembarangan orang bisa masuk ke area tertentu seperti Zona Pemanfaatan Dua yang berada di Utara Kepulauan Seribu.
Baca Juga: Kota Tua hingga Kepulauan Seribu Diusulkan Jadi Warisan Dunia
"Nantinya, konsep ekowisata harus ada batas jam kunjungan dan izin," kata Evi lagi.
Selain pengetatan akses masuk, Evi bercerita bahwa Pulau Pramuka, sebagai salah satu pulau terbesar di Kepulauan Seribu dan juga rumah bagi lebih kurang dua ribu jiwa penduduk, tengah mempercantik diri dan membangun area wisata hiburan yang berbasis ramah lingkungan. Nantinya, kata Evi, akan ada ekowisata seperti flying fox di atas hutan mangrove, tracking mangrove berjarak hingga 500 meter sampai tubir pantai hingga arena outbond.
"Kita harapkan dengan adanya atraksi wisata berbasis lingkungan dapat mensejaterakan ekonomi masyarakat setempat."
Meski jaraknya cukup dekat dari pusat kota dan masih dalam area Provinsi DKI Jakarta, Taman Nasional Kepulauan Seribu memiliki banyak keunikan salah satunya menjadi rumah bagi penyu sisik dan penyu hijau yang kerap bisa ditemukan di Pulau Harapan. Selain itu, di sana juga rumah bagi hewan sejenis moluska yang dikenal dengan nama Kima.
Baca Juga: Kepulauan Seribu Jadi Tujuan Favorit
Selain habitat bagi beberapa hewan langka, Taman Nasional Kepulauan seribu juga memiliki spot diving dan snorkeling yang menarik.
"Terumbu karang di Zona Pemanfaatan Dua di Pulau Kotok Besar bagus. Kemudian kemarin kami hitung, dari 40 spot (diving dan snorkeling) ada 27 spot yang sangat bagus," tandas Evi.
Sebagai salah satu wisata alam andalah DKI Jakarta, Evi berharap pada 2018 mendatang, dia dan timnya mampu menggaet pemilik homestay maupun pengusaha perahu untuk memperbaiki kualitas dan mengemas paket wisata berbasis konservasi alam.