Suara.com - Lebih dari satu dekade pertentangan antara dunia mode dan kekejaman terhadap hewan telah terjadi. Di kalangan fashionista, bulu adalah sebuah simbol keanggunan. Namun, hal ini bertentangan dengan para pembela hak hewan dan pecinta lingkungan.
Baru – baru ini Gucci, sebuah merk fashion mewah melakukan gerakan perubahan dengan tidak lagi menggunakan bulu hewan dalam produk mode koleksi musim semi hingga musim panas 2018. Hal ini dilakukan menyusul keputusan saingan terbesar mereka yaitu merk terkemuka asal Italia, Armani.
Kepala eksekutif perusahaan, Marco Bizzarri, mengatakan gerakan menuju bebas bulu adalah bagian dari komitmen berkelanjutan.
“ Bertanggung jawab secara sosial adalah salah satu nilai dari Gucci, dan kami akan melanjutkan untuk melakukan yang lebih baik bagi lingkungan dan hewan “, ungkap Bizarri.
Kampanye anti-bulu yang diusung oleh brand ternama ini adalah gebrakan besar dalam dunia fashion dan dianggap akan memiliki efek besar dalam dunia mode.
“Sebanyak 100 juta hewan selama setahun masih menderita akibat industri bulu hewan, tapi hal tersebut hanya dapat terjadi selama desainer melanjutkan untuk menggunakan bulu dan konsumen membelinya, ” menurut Kitty Block, ketua dari Humane Society.
Selanjutnya barang – barang tersisa yang menggunakan bahan bulu keluaran dari Gucci akan dijual di perlelangan dan diatur oleh organisasi hak hewan Humane Society International dan LAV.
Menyusul Armani, Gucci sekarang menjadi bagian dari Fur Free Alliance - sebuah grup internasional dari organisasi yang berkampanye tentang kesejahteraan hewan dan mempromosikan alternatif pengganti bulu di industri fashion.