Suara.com - Menggoreskan cat minyak di atas sketsa kini menjadi rutinitas sehari-hari yang dilakukan Odie "Project Pop". Oddi pun yang kini selalu menggambarkan semua aktivitasnya dalam diary sketch merasa hidupnya lebih berbeda dengan aktivitas barunya itu.
"Saya nggak ada konsep, jujur apa yang melintas di depan saja. Jadi ini tuh sebetulnya diary, tapi kalau orang diary nulis, saya nggak bisa ngeblog, nggak bisa jadi blogger atau vlogger, tapi ya sudahlah saya tumpahkan di sini. Ini seperti suasana baru saja, 21 tahun saya di dunia lain, sekarang ada ini ada penyegaran, suasana baru," kata Odie kepada Suara.com di Jakarta, Selasa (10/10/2017).
Meski baru sekitar tiga tahun melakukan sketcher, pemilik nama lengkap Wahyu Rudi Astadi itupun senang karyanya telah muncul di Majalah National Geographic Indonesia.
"Saya waktu itu sempat merasa tersanjung pas disuruh mengisi National Geographic Traveler, boleh nggak ngisi beberapa gambar di artikel kami, pimred mereka senang sama hasil saya. Itu merupakan prestasi buat orang-orang kayak saya newbie. Makanya di situ saya merasa pedenya muncul, gue bisa nih," ungkapnya.
Baca Juga: Lewat Sketsa, Yuk Berwisata Sejarah di Bogor!
Saat itu, lelaki berusia 46 tahun tersebut menuangkan cerita soal Bandung di majalah berskala internasional tersebut.
"Saya tahu banyak soal Bandung, bikin narasinya. Sebagai orang pemula, National Geographic lho bukan majalah biasa, walaupun National Geographic Indonesia. Saya nggak pede, saya kirim 10 gambar, dipilih enam atau delapan gambar. Ada Gedung Suara di Alun-Alun, ada Bumi Sangkuriang Jalan Dago, makanan kue balok, pokoknya cerita soal Bandung. Bandung bukan sekadar Bandung, tapi saya kenal sejak kecil, saya tumpahkan ke situ," jelasnya.
Waktu luang kini dihabiskan lulusan Fisip Universitas Parahyangan Bandung itu untuk nge-sketch. Tidak hanya menuangkan aktivitasnya bersama Project Pop, bahkan saat dia melihat orang memakai sepatu juga bisa jadi bahan lukisannya.
Baca Juga: Anak Suka Menggambar, Yuk Ikut Kompetisi Ini!