Ini Alasan Lelaki Jepang Lebih Pilih Hidup Bersama Boneka Seks

Senin, 02 Oktober 2017 | 22:36 WIB
Ini Alasan Lelaki Jepang Lebih Pilih Hidup Bersama Boneka Seks
Lelaki Jepang bersama boneka seks (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jepang adalah negara dengan jumlah pengalaman seksual yang cukup rendah, khususnya bagi mereka dengan usia muda. Hampir sepertiga orang Jepang memasuki usia 30-an tanpa mengalami pengalaman seksual dan 64 persen orang berusia antara 18 - 34 tahun masih melajang.

Alasan inilah yang membuat minat terhadap boneka seks begitu tinggi di Jepang. Bahkan, setiap tahunnya ada 2 ribu boneka seks terjual, dengan harga masing-masingnya sekitar 4.600 poundsterling atau sekitar Rp71 juta.

Boneka-boneka ini dirasa bisa memenuhi kebutuhan banyak masyarakat Jepang, khususnya lelaki. Apalagi hampir semua bagian tubuh dari boneka tersebut bisa diatur. Seperti jari yang bisa dibentuk, kepala yang bisa dilepas, hingga alat kelaminnya yang bisa dipergunakan.

Bahkan, tingginya permintaan boneka seks yang menunjang banyak lelaki Jepang pada akhirnya hidup bersama dengan boneka seks tersebut. Sebut saja Senji Nakajima dan Masayuki Ozaki yang hidup dengan boneka mereka, yang dinamai Saori dan Mayu.

Baca Juga: Kontroversi, Layanan Sewa Boneka Seks Cina "Ditarik"

Mereka berdua tinggal di Jepang, tepatnya di prefektur Yamanashi dan Chiba. Mereka menghabiskan waktu bersama boneka seks mereka, untuk melakukan berbagai kegiatan, mulai dari berpiknik di bawah bunga sakura, belajar berselancar dan, tentu saja, tidur oleh boneka seks tersebut.

Masayuki yang berprofesi sebagai ahli fisioterapi mengatakan kepada AFP tentang alasan dirinya akhirnya hidup dengan boneka seks. Setelah istrinya melahirkan, mereka mulai berhenti berhubungan seks dan dia merasakan kesepian yang begitu dalam.

Untuk menjalin hubungan yang romantis dengan boneka seks itu, Masayuki mengajak Mayu berbagi tempat tidur, di bawah atap yang sama bersama istri dan anak perempuannya.

Meski istrinya tidak menyukai Mayu, bagi Masayuki, Mayu adalah bagian dari cinta pada pandangan pertamanya, saat mereka bertemu di showroom.

Bahkan, dia mengajak boneka tersebut untuk kencan, dengan mendudukannya di kursi roda, mengenakan wig dan pakaian seksi. Tak sampai di situ, Masayuki juga mengatakan bahwa Mayu berbagi pakaian dengan putrinya sendiri.

Baca Juga: Penuhi Hasrat Lelaki, Cina Sewakan Boneka Seks

Selain diminati oleh lelaki yang memiliki kehidupan seks yang buruk bersama pasangan, boneka seks juga diminati oleh pelanggan disabilitas dan duda, serta lelaki yang takut patah hati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI