"Perempuan Laba-laba" Ini Panjat Tebing Ratusan Meter Tanpa Tali

Senin, 02 Oktober 2017 | 16:39 WIB
"Perempuan Laba-laba" Ini Panjat Tebing Ratusan Meter Tanpa Tali
Luo Dengping. (Oditycentral)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Nama Luo Dengping terkenal sebagai satu-satunya “perempuan laba-laba” yang mendaki tebing setinggi 100 meter tanpa peralatan keselamatan apapun untuk hiburan wisatawan di Provinsi Guizhou, China.

Memanjat tebing dengan ketinggian ratusan meter memang sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Miao di masa lampau, di Cina Barat Daya . Mereka mengembangkan keterampilan tersebut sebagai bagian dari tradisi penguburan, mengangkat peti mati kerabat melalui tebing dan menempatkannya di gua-gua kecil atau hanya menggantungnya di tebing, seperti suku Toraja di Indonesia.

Melansir laman Odditycentral, hingga kini warga Miao masih terus mendaki tebing-tebing yang disebut Ziyun, guna mengumpulkan tanaman obat langka untuk menyembuhkan penyakit asma dan rematik.

Namun, saat ini hanya ada beberapa orang yang masih menjalankan praktek ini. Luo adalah satu-satunya perempuan  pemanjat tebing ini.

Luo belajar dengan memanjat tebing dekat desanya, Getuhe, saat berusia 15 tahun. Awalnya dia memang sering ketakutan. Namun, lama kelamaan dia menyempurnakan kemampuannya dan akhirnya mampu memanjat batu raksasa tanpa menggunakan apa-apa selain tangan dan kakinya.

Luo Dengping meninggalkan desa dan menjadi pekerja migran di lokasi konstruksi di Guangzhou. Dia kembali pada tahun 2000, menikahi seorang penduduk desa dan harus memiliki anak. 

Untuk mendukung suaminya, yang mengendarai truk pengangkutan untuk mencari nafkah, dia sesekali mendaki tebing terdekat untuk mencari tanaman obat untuk dijual.

Di tahun 2015, pemerintah daerah memutuskan untuk mempromosikan gunung karst tersebut sebagai objek wisata, dan mulai mempekerjakan “manusia laba-laba” untuk mempraktikkan keterampilan mereka dengan tujuan hiburan.

Luo yang berusia 37 tahun menjadi satu-satunya “perempuan laba-laba” dalam sebuah tim yang terdiri dari lima manusia laba-laba. Miao memamerkan keterampilan dan keberaniannya di depan turis, dua kali per hari.

"Tidak terlalu buruk, karena kawasan wisata bisa ditempuh dengan berjalan kaki, jadi saya bisa mengurus anak-anak saya," kata Luo kepada Shanghai Daily. 

"Mereka juga menyediakan makan siang untuk kami, ini bagus. Saya ingin anak-anak saya terus sekolah." tambahnya.

Suara.com -

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI