Awas! Asap Rokok Menempel di Baju Picu Kerusakan Otak

Selasa, 26 September 2017 | 15:00 WIB
Awas! Asap Rokok Menempel di Baju Picu Kerusakan Otak
Ilustrasi lelaki merokok (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asap rokok yang Anda keluarkan bisa menempel di baju, jok mobil, sofa, hingga karpet rumah. Ternyata menghirup bau asap yang menempel pada benda-benda tersebut meski sedang tidak merokok bisa membahayakan kesehatan Anda dan orang di sekitar.

Temuan ini didapat peneliti dari University of California, Riverside. Menurut dia, menjadi "third hand smoke" juga berisiko bagi kesehatan. Untuk mendapat temuan ini peneliti menganalisis efek dari asap rokok yang menempel di pakaian, hingga perabotan rumah terhadap tikus.

Setelah enam bulan, tikus tersebut menunjukkan kerusakan sel di hati, dan otak mereka. Mereka juga mengalami peningkatan kadar kortisol, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan peningkatan resistensi insulin yang terkait dengan perkembangan diabetes tipe 2.

Penulis studi utama dan ahli biologi sel Manuela Martins-Green percaya, bahwa paparan "third hand smoke" adalah racun siluman yang membunuh seseorang secara perlahan. Seseorang bisa menyerap racun dari asap rokok melalui kulit dan sistem pernapasan tanpa harus merokok langsung.

Baca Juga: Awas! Terpapar Asap Rokok Berisiko Penyakit Mematikan Ini

"Meskipun penelitian kami tidak dilakukan pada manusia, orang harus sadar bahwa kamar hotel, mobil, dan rumah yang ditempati oleh perokok sangat mungkin terkontaminasi racun," kata Martins-Green, seperti dilansir dari Medical Daily.

Toksin rokok dapat bertahan di permukaan benda selama bertahun-tahun, bahkan juga bisa menempel dalam waktu lama di rambut, kulit, dan pakaian perokok. Sisa asap tembakau bercampur dengan debu, mengendap di permukaan, bahkan menembus dinding kering.

Dan bila dikombinasikan dengan polutan dalam ruangan, seperti ozon dan asam nitrat, senyawa baru, seperti nitrosamine, diyakini dapat merusak DNA, dan berpotensi menyebabkan kanker.

Martins-Green dan rekan-rekannya mengambil sampel otak, hati, dan darah tikus pada berbagai interval selama studi enam bulan. Pada penelitian selama satu bulan, tikus tersebut mengalami peningkatan protein sebesar 50 persen yang memicu peradangan pada darah dan hati mereka dibandingkan kelompok kontrol tikus yang tidak terpapar pada asap rokok yang menempel.

Pada bulan kedua, tikus telah mengalami peningkatan kerusakan sel di hati dan otak. Pada bulan keempat, mereka lebih rentan terhadap diabetes tipe 2 karena kenaikan kadar glukosa darah dan insulin sebesar 30 persen.

Baca Juga: Pita Suara Lelaki Ini Diangkat Gara-gara Terpapar Asap Rokok

"Kami menemukan korelasi signifikan seiring dengan lamanya waktu dengan peningkatan paparan asap rokok yang menempel, dan dampaknya terhadap semua variabel yang kami ukur," kata Martins-Green.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI