Lumuri Rumah dengan Kotoran Kerbau dan Kawin Lari di Dusun Sasak

Minggu, 17 September 2017 | 12:12 WIB
Lumuri Rumah dengan Kotoran Kerbau dan Kawin Lari di Dusun Sasak
Desa Wisata Dusun Sasak, Sade, Lombok. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lombok merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib Anda kunjungi, karena memiliki daya tarik tersendiri, baik keindahan alam, adat istiadat maupun budayanya. Dan, salah  satu objek wisata mengesankan yang patut dikunjungi saat pelesiran ke Lombok adalah Dusun Sasak, Desa Sade, Rembitan, Lombok.

Dusun Sasak merupakan salah satu dusun yang masih mempertahankan adat istiadat dan tradisi Suku Sasak, Lombok. Inilah yang menjadi alasan mengapa dusun ini dijadikan Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata setempat.

Saat mengunjungi dusun ini pengunjung akan 'disambut' dengan tulisan "Selamat Datang di Dusun Sasak, Sade, Rembitan, Lombok" yang terpampang di gerbang masuk Dusun tersebut. Tak hanya itu, di gerbang masuk itu pula pengunjung disambut oleh para pemandu wisata yang siap mengajak berkeliling sembari menjelaskan seluk beluk Dusun Sasak.

Nah, ketika suara.com berkesempatan menyambangi desa wisata tersebut, seorang pemandu wisata bernama Mujar dengan ramah menyapa dan mengajak saya mengelilingi Dusun Sasak. Saat jalan santai sembari menikmati keindahan alam sekitar, ia bercerita bahwa Dusun Sasak yang berdiri sejak 1907 ini memiliki lima bangunan adat utama yaitu, Beruga Sekenam, tempat yang digunakan sebagai tempat musyawarah dalam memecahkan suatu masalah, acara sunatan dan acara pernikahan.
 

"Kemudian ada Beruga Sekebat yang digunakan untuk kegiatan akikah. Ada pula Balai Jajar, Balai Kodong dan Balai Tani, serta lumbung yang bentuknya khas," terang lelaki yang juga merupakan warga Dusun Sasak.

Rumah Adat dan Tradisi Unik Merawat Rumah
Setelah puas berkeliling melihat lima bangunan adat yang merupakan fasilitas umum untuk kepentingan warga Dusun Sasak Sade, kami pun diajak melihat rumah adat warga setempat. Bentuk rumahnya tampak seragam dimana bangunannya didominasi dari bambu, dengan atap daun alang-alang,  sementara lantai rumahnya berupa tanah liat.

Mujar menjelaskan bahwa rumah khas suku Sasak memiliki dua ruang yakni ruangan depan untuk orangtua dan anak, serta ruang belakang untuk dapur, tempat tidur gadis dan tempat melahirkan. Selain itu terdapat teras rendah yang memiliki tiga tangga.  Teras rumah yang rendah itu, kata Mujar, memiliki arti agar tamu merunduk. Sedangkan arti tiga anak tangga, untuk mengingat Tuhan Yang Maha Kuasa, mengingat ibu dan ayah.

Baca Juga: Tenun Baduy Mendunia, Akan Tampil di Paris Fashion Week

Sedangkan untuk perawatan rumah, warga Sasak Sade mempunyai cara unik, yaitu melumuri rumah dengan kotoran kerbau dan sapi. "Ya, cara merawat rumah dengan melumuri kotoran kerbau dan sapi merupakan tradisi turun temurun yang sudah dilakukan sejak nenek moyang kami. Cara tradisional ini kami jaga untuk melestarikan adat istiadat dan tradisi suku Sasak," terangnya.

Ketika ditanya mengapa melumuri rumah dengan kotoran kerbau dan sapi, dan apa pula maknanya? Mujar mengatakan bahwa melumuri rumah dengan kotoran hewan merupakan simbol penghormatan terhadap jasa kerbau dan sapi yang telah banyak membantu warga Dusun Sasak, Sade.

"Orangtua kami juga menganggap kerbau lebih suci dari kotoran sapi, karena kerbau banyak jasa di sawah. Kalau ada upacara ritual dilumuri pakai kotoran kerbau. Sementara untuk sehari-harinya, pakai kotoran sapi dua kali seminggu supaya nggak retak, jika bagian rumah menggunakan semen)," tutur Mujar panjang lebar.

Ia juga menceritakan bahwa Desa Sade juga memiliki arti obat atau kesadaran. "Sade menurut orangtua kami, artinya obat atau kesadaran. Sedangkan Rembitan adalah tempat kepala desa," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI