Suara.com - Berselancar, snorkeling, atau mengunjungi tempat-tempat yang dipadati wisatawan dapat menjadi agenda saat berkunjung ke Bali. Jika bosan dengan agenda itu, Anda dapat menikmati The Blanco Renaissance Museum atau Museum Antonio Blanco di Ubud, Bali.
Selain melihat koleksi lukisan karya sang maestro Don Antonio Blanco, Anda bisa menghabiskan waktu santai di Rondji Restaurant, restoran yang dibangun untuk melengkapi The Blanco Renaissance Museum.
Rondji Restaurant diambil dari nama mendiang istri Antonio Blanco, Wimas Blanco. Wimas dikenal sebagai seorang istri/ibu yang pandai memasak dan hasil masakannya sangat lezat dan disukai seluruh keluarga. Dan yang paling menggemari masakan Wimas justru sang maestro yang susah berganti ke masakan lain.
Rondji terletak di atas Blanco Renaissance Museum. Sehingga, Anda dapat memilih antara datang ke restoran dulu baru melihat lukisan atau melihat ke dalam museum dulu baru ke restoran.
Baca Juga: Dak Galbi, Kuliner Khas Korea Ada di Restoran Ini
Rondji Restaurant dibangun dengan gaya panggung khas Bali dengan penataan interior minimalis. Dengan bagian outdoor memakai material kayu dan rimbunnya pohon, membuat pandangan mata melihat yang serbahijau dan indah.
Dengan penataan ruang makan terbagi dua, di mana bagian utamanya berada di bawah rumah panggung khas Bali, tampak di antara bagian utama ruangan dengan outdoor sebuah bar yang dilengkapi beragam wine dan cocktail ternama.
Selain menawarkan suasana alam natural Bali, Rondji Restaurant juga menyajikan berbagai hidangan khas Bali dan western. Bali, terutama Ubud, terkenal dengan bebeknya. Dan, Crispy Duck atau Bebek Rondji, menjadi salah satu hidangan favorit di sini.
Baca Juga: Yuk Intip Restoran Baru Agnez Mo!
"Bahan baku di daerah Ubud, bebek lebih mudah dicari dan di sini karena area persawahan maka lebih banyak bebeknya," ujar Chef Erick I Made Ari Darmawan.
Dagingnya yang kering dan renyah membuat Bebek Rondji terasa legit dan gurih. Dilengkapi dengan beragam pilihan sambal, salah satunya Sambal Penastanan, yang dibuat dari cabai merah kecil dipotong-potong, dan terasi, kemudian digoreng dengan minyak dan dicampur garam.
"Masakan khas Bali memang lebih dominan asin dan pedas. Seperti yang ada di sambal ini," ungkap Chef Erick.
Menawarkan hidangan lokal dan Western, menu siang dan malam berbeda-beda di Rondji Restaurant. Dengan kisaran harga mulai Rp25 ribu hingga Rp175.000, Anda dapat mengunjungi Rondji Restaurant sejak pukul 10.00 hingga 23.00 setiap hari.
Jika ingin mengadakan acara outdoor, tersedia area di antara museum dan restoran yang dapat menampung kapasitas sekitar 200 orang. (Dythia)