Suara.com -
Anda mungkin sering mendengar orang yang mengeluh karena gajinya tidak pernah cukup. Cukup banyak sampai-sampai telinga Anda pun gatal mendengarnya. Atau mungkin Anda sendiri sering mengalaminya.
Karena alasan inilah mereka selalu melakukan hal yang lumrah yaitu meminta kenaikan gaji pada bos.
Ada yang berhasil ada pula yang nangis darah. Sayangnya, meskipun gaji sudah dinaikkan, tetap saja gaji tersebut tidak cukup atau malah makin tidak cukup. Pernahkah Anda merasa demikian? Gaji 10 juta per bulan rasanya sama saja dengan gaji 2 juta per bulan yang Anda terima pada bulan pertama bekerja. Sama-sama tidak cukup.
Ada yang habis bulan habis gaji. Bahkan ada yang sebelum habis bulan sudah habis gaji, terpaksa utang sana-sini atau hidup serba irit dan super hemat. Uang yang dihasilkan rasanya selalu kurang meskipun gaji makin besar. Mungkin rasanya aneh, tapi sebenarnya tidaklah aneh. Ada penjelasan yang sangat masuk akal yang mungkin tidak Anda sadari sebelumnya.
Mari kita bahas dan perjelas tentang mengapa bisa habis bulan habis gaji.
Gaji besar berbanding lurus dengan pengeluaran besar
Inilah alasan paling utama yang menyebabkan gaji Anda selalu terasa kurang banyak. Saat Anda pertama kali bekerja dengan gaji, katakanlah, 2 juta per bulan, Anda hanya makan nasi goreng pakai telur. Saat gaji 3 juta, makan nasi goreng pakai ayam goreng. Saat gaji 4 juta, makan sushi. Saat gaji 5 juta, makan kepiting panggang dan seterusnya.
Dulu makan di warung, saat gaji bertambah nongkrong pun di café elit. Biasanya minum es teh manis, sekarang minum kopi starbucks seharga lima puluh ribuan. Saat gaji makin naik, gaya hidup pun terpaksa ikut naik level. Ujung-ujungnya biaya hidup pun naik drastis.
Inilah perangkap yang sering menjerat orang-orang yang mengalami kenaikan gaji. Yang ada di pikiran mereka kebanyakan adalah apa yang akan mereka beli, di mana mereka akan habiskan uang tersebut. Sifat konsumtif pun makin mekar dan bersinar terang. Handphone baru, motor atau mobil baru, jalan-jalan ke luar negeri dan barang-barang lain pun mulai membombardir pikiran mereka.
Ketidakmampuan mengelola uang dengan baik
Ini berhubungan dengan poin pertama. Mereka lebih memilih menghabiskan uang tersebut dengan membeli barang-barang konsumtif yang sebenarnya tidak terlalu penting ketimbang menginvestasikan uang tersebut. Ketidakmampuan mengelola uang membuat banyak orang terjebak dalam lingkaran utang dan kredit yang tak ada habis-habisnya. Ketidakmampuan dalam mengelola uang menimbulkan sifat gengsi yang sangat berbahaya.