Lantas, seberapa amankah oral seks? Oral seks sama sekali tidak berisiko untuk hamil. Namun, risiko terkena suatu penyakit selama oral seks tidak jarang terjadi. Bentuk patogen yang paling umum dapat terjadi melalui oral seks meliputi herpes, gonore, dan sifilis.
Penyakit lain yang kurang umum adalah klamidia, genital warts, kutu pubis, hepatitis B dan C, bahkan hingga HIV.
Risikonya, umumnya lebih tinggi jika Anda memberi daripada menerima oral seks. Pasalnya, risiko terpapar cairan kelamin lebih tinggi. Risiko meningkat jika orang yang melakukan oral seks memiliki luka, bisul atau luka di mulut selama beraktivitas.
Penggunaan proteksi penghalang dapat mengurangi risiko terkena infeksi menular seksual. Untuk oral seks pada lelaki, penggunaan kondom akan mengurangi risiko penularan.
Baca Juga: Adegan Oral Seks Keponakan Ashanty Bocor?
Dan bagi perempuan, penggunaan bendungan, yang merupakan kuadrat tipis sebagai penghalang antara vagina atau anus dapat membantu mencegah penyebaran patogen.
Beberapa dokter memperkirakan, orang tidak menggunakan pelindung saat melakukan oral seks karena mereka tidak sadar akan risiko penularan penyakit.
Meski kurang tertarik menggunakan kondom saat melakukan oral seks, salah satu bentuk perlindungan yang perlu diperhatikan adalah pencegahan kanker tenggorokan yang ditularkan melalui seks oral.
Kenyataannya, bukan seks oral yang menyebabkan kanker, tapi transmisi Human Papilloma Virus (HPV) dari orang ke orang selama oral seks, seperti yang dialami Michael Douglas.
Sebuah studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine juga menyoroti risiko kanker orofryngeal yang lebih besar pada orang yang melakukan hubungan seks oral dengan setidaknya enam pasangan. Kanker DNA tipe 16 sering ditemukan pada orang yang memiliki banyak pasangan seks.
Baca Juga: Oral Seks Tak Aman, Penyakit Kelamin Ini Jadi Kian Susah Diatasi
Karena vaksin untuk mencegah kontraksi HPV 16 sekarang tersedia secara luas, penting untuk mendapatkan perlindungan sebelum melakukan kontak oral seks. (Asiaone)